Senin, 25 Januari 2016

Tentang Saya

Ini blok baru ane bro, seperti biasa,
Konsultasi atau curhat di facebook
Rezky eka wicaksono

Baca semua ya.semoga bermanfaat

Minggu, 10 Januari 2016

Enam Perkara yang Menghapus Amal-Amal Kebaikan



DALAM kehidupan, tidak jarang kita melakukan kesalahan dan kekhilafan. Namun sadarkah bahwa dosa-dosa yang dilakukan ada beberapa yang dapat menghapus amal-amal kebaikan yang telah kita perbuat. Tentunya hal ini akan sangat merugikan, bahkan dapat menyebabkan kita tergolong pada orang yang ‘bangkrut’ di akhirat kelak. Berikut enam perkara yang dapat menghapus amal-amal baik:
1. Al istighlal bi’uyubil kholqi (sibuk dengan aib orang lain) sehingga lupa pada aib sendiri. Pepatah mengatakan “Kuman diseberang lautan tampak, sedangkan gajah dipelupuk mata tidak tampak.” Mengkritik dan membicarakan keburukan orang lain memang mengasyikan, namun dampaknya akan merugikan kita sendiri. Rasulullah Saw bersabda  “jauhilah olehmu buruk sangka karena buruk sangka itu perkataan paling dusta, janganlah kamu memata-matai dan mencari-cari kesalahan orang lain…” (HR. Mutaffaq’alaih dan Imam Malik)
2. Qaswatul qulub (hati yang keras) kerasnya hati terkadang lebih keras dari batu karang. Sulit menerima nasehat.
3. Hubbun dunya (cinta mati terhadap dunia). Merasa hidupnya hanya di dunia saja, sehingga segala aktifitasnya tertuju pada kenikmatan dunia dan lupa akan kehidupan akhirat.
4. Qillatul haya’ (sedikit rasa malunya), jika seseorang telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja tanpa takut dosa. Rasulullah saw sendiri telah memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada siapa saja yang tidak memiliki rasa malu untuk berbuat sesuka hatinya.
5. Thulul amal (panjang angan- angan), merasa hidupnya masih lama di dunia ini sehingga enggan untuk taubat.
6. Dhulmun la yantahi (kezhaliman yang tak pernah berhenti) perbuatan maksiat itu biasanya membuat kecanduan bagi pelakunya jika tidak segera taubat dan berhenti maka sulit untuk meninggalkan kemaksiatan tersebut. Maksiat itu ibarat candu, nikmat namun sesungguhnya kenikmatan itu justru akan mencelakakan pelakunya. Tidak hanya mendapatkan balasan di dunia, pelaku maksiat juga akan mendapatkan azab dari Allah swt di akhirat kelak. [sm/islampos]

Sepuluh Penghapus Dosa

Sepuluh Penghapus Dosa


alqarnyDiantara jalan bagi penghapus dosa bagi seorang muslim dan mukmin, diantaranya, pertama, membaca istighfar (memohon ampun), kedua, taubat, ketiga, mengerjakan amal-amal kebaikan yang menghapuskan dosa, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya :
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itlah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (QS : Hud :114)
Keempat, berbagai musibah yang menimpa diri manusia yang lemah karena dosa yang telah dilakukannya. Yang paling berat adalah musibah yang mengantarkannya pada kematian dan yang paling ringan adalah duri yang menusuk dirinya serta teriknya sinar matahari yang menyengat.
kelima, doa orang-orang mukmin shalih yang diperuntukkan bagi yang bersangkutan. Keenam, kerasnya rasa sakit saat meregang nyawa dan kesulitan yang dialami oleh orang yang bersangkutan saat menghadapi kematiannya yang kepedihan dan rasa sakitnya tak terperikan. Semoga Allah meringankan penderitaannya bagi diri kami dan juga bari diri anda pada saat yang kritis itu. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ketujuh, Adzab khubur. Tahukah anda apakah adzab khubur itu? Adzab khubur pasti akan mencabut kalbu orang-orang yang mengesakan dan pasti akan terasa hampir melayangkannya, jika mereka mempunyai sedikit keyakinan tentangnya.
Kedelapan, ketakutan yang sangat pada hari menghadap kepada Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti. Itulah saat kita keluar dari khuburan kita dalam keadaan menangis karena berdosa seraya memilkul semua kesalahan dan kedurahakaan yang telah kita lakukan, lalu kita datang untuk dihadapkan kepada peradilan Allah Ta’ala.
Kesembilan, syafa’at Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, syafaat para wali, dan syafaat orang-orang yang shalih. Sesungguhnya hal ini telah dinyatakan kebenarannya oleh kalangan ulama ahli sunnah.
Sepuluh, rahmat dari Yang Maha Penyayang diantara para penyayang. Saat semua rahmat telah habis, semua pintu telah tertutup, dan habislah semua kemampuan para hamba. Saat itulah datang pertolongan dari Allah Yang Maha Esa lagi Maha Membalas dan datanglah rahmah dari Allah Ta’ala, lalu Dia merahmati, menolong, dan menyayangi. Maka rahmat-Nyaadalah akhir dari segalanya,yaitu rahmat dari Yang Maha Penyayang diantara para penyayang.
Selanjutnya Ibn Taimiyah mengatakan, bahwa barangsiapa yang terlewatkan dari sepuluh macam penghapus dosa ini, maka sesungguhnya dia pasti masuk neraka dengan sebenarnya, karena sesungguhnya dia telah lari dari Allah seperti unta yang lari dari pemilikinya dan dia telah pergi dari Allah, sebagaimana seorang budak pembangkang yang pergi dari tuannya.
– Al Qarni –

10 Amalan Ini, Bisa Menghapus Pahala Kebaikan


Pahala adalah tabungan rahasia yang diurus dan ditangani langsung oleh Allah ta’ala. Tanpanya seorang muslim akan terjerumus dalam kenistaan dan kebinasaan di akhirat kelak. Ia merupakan tanda adanya kemuliaan dan hakikat penghambaan terhadap-Nya, sebab itu orang-orang yang pahala dan amalan shalihnya lebih dominan daripada maksiatnya, pasti akan dimuliakan dengan penyerahan buku catatan amalannya dengan tangan kanannya, sebaliknya mereka yang kwantitas dosanya lebih dominan, pasti akan dihinakan dengan pemberian catatan amalan dari belakang atau ditangan kiri.
Setiap orang bisa memaksimalkan adanya pahala, dan kebaikan, namun belum tentu bisa menjaga tabungan pahala yang ia hasilkan, agar tetap awet dan berkembang. Betapa banyak orang yang beramal kebaikan dan amalan-amalan shalih, namun betapa banyak juga yang pahala amalannya tersebut terhapus seketika, kerana adanya sebab dan problem yang masih terpatri dalam diri para pelakunya. Apa saja diantara problem dan sebab (baca: amalan-amalan) yang bisa membuat sirna dan menghapus pahala kebaikan seorang muslim?? Berikut penjelasannya:
Pertama: Murtad (Keluar Dari Agama Islam)
Barangsiapa yang keluar dari islam/murtad, maka semua pahala amalan yang ia kerjakan sebelumnya terhapus dan tak bernilai apa-apa dihadapan Allah ta’ala, dan diakhirat ia akan dijerumuskan dalam neraka selama-lamanya. Dalam firman-Nya:
وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
artinya: “Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal berada di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 217)
Kedua: Syirik Besar
Kesyirikan besar dengan berbagai jenisnya merupakan bentuk kezaliman besar dan penghinaan terhadap Allah ta’ala, sebab ia adalah menyamakan antara derajat Allah dan makhluk-Nya, karenanya balasan yang setimpal dengannya adalah terhapusnya semua pahala amalan kebaikan, serta tak akan diampuni oleh-Nya bila mati dalam keadaan berbuat syirik dan belum bertaubat darinya. Sebagaimana dalam ayat:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:”Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88).
Ketiga: Riya’ (Beramal Agar Dipuji) Dan Sum’ah (Menceritakan Amalan Baiknya Agar Dipuji).
Riya’ atau Sum’ah ini pasti akan menghapus amalan yang dilakukan atau diceritakan dengan tujuan agar dipuji dan disanjung oleh orang yang melihat atau mendengarnya. Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman :
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Artinya :“Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya.” (HR. Muslim no.2985 )
Imam Nawawi rahimahullah berkata, ‘Maknanya adalah Aku tidak butuh pada persekutuan dan yang lainnya, barangsiapa beramal sesuatu untuk-Ku dan untuk selain-Ku maka Aku tidak menerimanya, bahkan Aku meninggalkanya untuk yang lainnya itu. Maksudnya yaitu amal orang yang melakukan riya’ adalah batil dan tidak ada pahala di dalamnya, serta dia berdosa’. (Syarh Shohih Muslim 9/370)
Dalam hadis lain, HR Ahmad (3/30) dan Ibnu Majah (4204) Rasulullah mencontohkan bahwa riya’ ini yang merupakan syirik kecil/syirik khofii (tersembunyi) seperti orang yang berdiri shalat lalu memperindah shalatnya demi dilihat dan dipuji oleh orang-orang yang melihatnya.
Keempat: Al-Mann (Mengungkit-ngungkit Sedekah), Dan Al-Adzaa (Menyakiti Perasaan Penerima) Tatkala Bersedekah, Maka Pahala Sedekahnya Terhapus.
Mengungkit-ngungkit sedekah dan pemberian yang diserahkan pada sipenerima misalnya dengan menyatakan bahwa “aku telah memberimu sedekah, maka berbuat baiklah padaku”, adalah suatu dosa dan bisa menghapus pahala amalan sedekah tersebut. Ini juga sama halnya dengan memberikan sedekah tapi dengan cara yang membuat sipenerima tersakiti dan terhina, seperti bersedekah dengan penuh sombong, sambil mengejek, ataupun menceritakan perihal sedekah ini pada orang yang membuat sipenerima malu dan tersakiti. Dalam ayat:,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُبْطِلُواصَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
Artinya : Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima) (QS. Al-Baqarah : 264)
Kelima: Bersumpah Atas Nama Allah, Bahwa Seseorang Tak Akan Diampuni.
Ini merupakan salah satu bentuk ucapan tanpa ilmu, sebab ampunan Allah adalah perkara ghaib, sehingga tidak bisa seseorang mengatasnamakan Allah dalam menyatakan hal tersebut. Walaupun dari segi lahir seseorang banyak dosa dan maksiat, namun tidak boleh ditunjuk secara langsung bahwa ia tidak akan diampuni oleh Allah ta’ala sebab ini akan merusak dan menghapus amalan sang pengklaim tersebut. Sebab boleh jadi, suatu saat orang tersebut bertaubat atau Allah benar-benar mengampuni-Nya. Dalam hadis Jundub radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengisahkan ada seseorang berkata : “Demi Allah, Allah pasti tidak akan mengampuni si fulan. Maka Allah ta’ala berfirman:
مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ
artinya “Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu”. (HR Muslim, no. 2621).
Keenam: Beramal Demi Untuk Mendapatkan Ganjaran Dunia Semata
Allah ta’ala berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya :“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Huud : 15-16)
Ketujuh: Melakukan Amalan Haram Tatkala Sendiri/Sepi
Artinya ketika berada dihadapan orang lain ia menampakkan amalan-amalan shalih. Namun tatkala sendiri maka iapun melakukan hal-hal yang diharamkan. Dalam hadis:“Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika menyepi (tidak ada orang lain yang melihatnya) dengan apa-apa yang di haramkan Allah, maka mereka terus (segera) melanggarnya.” (HR Ibnu Majah 4245, shahih).
Kedelapan: Merasa Senang Dengan Membunuh Seorang Muslim, Apalagi Shalih.
Dalam hadis shahih: “Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin, lantas bergembira dengan terbunuhnya ia, maka Allah tidak akan menerima taubat dan tebusannya hari kiamat kelak” (HR Abu Daud : 4270).
Kesembilan: Melakukan Amalan Bid’ah, Maka Bid’ahnya Tertolak.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Artinya: “Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintah dari kami, maka tertolak.” (HR Muslim: 1718).
Barangsiapa yang beribadah kepada Allah dengan bid’ah/amalan yang Dia tidak syariatkan maka amalan tersebut tidak aka nada pahalanya, bahkan pelakunya akan mendapatkan dosa.
Kesepuluh: Memelihara Anjing Untuk Tujuan Selain Anjing Penjaga Gembalaan, Kebun, dan Buruan.
Dalam hadis:
من أمسك كلبا فإنه ينقص كل يوم من عمله قيراط إلا كلب حرث أو ماشية
Barangsiapa memelihara anjing, maka amalan sholehnya akan berkurang setiap harinya sebesar satu qiroth (satu qiroth adalah sebesar gunung uhud), selain anjing untuk menjaga tanaman atau hewan ternak.” (HR Bukhari: 2322 dan Muslim: 1575).
Oleh Maulana La Eda, L.c

Lunakkan Hatimu dengan Mengingat Kematian



hati
“Banyak-banyaklah mengingat penebas kelezatan-kelezatan, yakni kematian.” (HR. Tirmidzi)
MENGINGAT mati bisa mendorong seseorang untuk menghindari berbagai kedurhakaan dan hatinya yang keras pun bisa menjadi lunak. Tidaklah seseorang mengingat mati tatkala dia dalam kehidupan yang sempit melainkan akan membuatnya menjadi lapang, dan tidak mengingat kematian tatkala hidupnya lapang melainkan justru membuatnya menjadi sempit.
Di antara cara yang paling menonjol untuk mengingatkan kematian adalah ziarah kubur. Maka Nabi SAW menganjurkannya, dengan berkata,
“Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah kubur karena hal itu bisa melunakkan hati, membuat mata menangis, mengingatkan hari akhir, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor.” (HR. Al-Hakim)
Bahkan orang Muslim boleh menziarahi kuburan orang-orang kafir, agar ia bisa mengambil pelajaran darinya. Ziarah kubur merupakan sarana yang paling nyata untuk melunakkan hati.
Orang yang melakukannya bisa mengambil manfaat secara langsung untuk mengingat kematian, dan orang yang sudah mati pun bisa mengambil manfaat dari do’a bagi mereka. []

PERINGATAN KEPADA KAUM GAY, LESBIAN, (HOMOSEKSUAL)

PERINGATAN KEPADA KAUM GAY, LESBIAN, (HOMOSEKSUAL)


Oleh
Syaikh Nabil Muhammad Mahmud

DALIL DARI SUNNAH TENTANG HARAMNYA HOMOSEKSUAL
[a]. Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah kedua pelakunya” [HR Tirmidzi : 1456, Abu Dawud : 4462, Ibnu Majah : 2561 dan Ahmad : 2727]

[b]. Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth” [HR Ibnu Majah : 2563, 1457. Tirmidzi berkata : Hadits ini hasan Gharib, Hakim berkata, Hadits shahih isnad]

[c]. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)” [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 No. 7337]

[d]. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Allah tidak mau melihat kepada laki-laki yang menyetubuhi laki-laki atau menyetubuhi wanita pada duburnya” [HR Tirmidzi : 1166, Nasa’i : 1456 dan Ibnu Hibban : 1456 dalam Shahihnya. Keterangan : hadits ini mencakup pula wanita kepada wanita]

[e]. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Itu adalah liwat kecil, yakni laki-laki yang menggauli istrinya di lubang duburnya” [HR Ahmad : 6667]

HUKUMAN TERHADAP KAUM HOMOSEKS
Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat. Sebagian mereka mengatakan hukumannya sebagaimana hukuman zina yaitu dirajam bagi yang muhshan (sudah pernah menikah) dan dicambuk dan diasingkan bagi yang belum menikah. Sebagian yang lain mengatakan, kedua-duanya dirajam dalam keadaan apapun, menerapkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, “Bunuhlah yang menyetubuhi dan yang disetubuhi”

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Para sahabat telah menerapkan hukum bunuh terhadap pelaku homoseks. Mereka hanya berselisih pendapat bagaimana cara membunuhnya”

HUKUMAN TERHADAP PELAKU HOMOSEKS SETELAH MUSNAHNYA KAUM LUTH
Para pengikut madzhab Hambali menukil ijma’ (kesepakatab) para sahabat yang mengatakan bahwa hukuman homoseks adalah dibunuh. Mereka berdalil dengan hadits: “Barangsiapa yang kalian dapatkan melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah yang menyetubuhi dan yang disetubuhi”.

Mereka juga berdalil dengan perbuatan Ali Radhiyallahu ‘anhu yang merajam orang yang melakukan homoseksual. Syafi’i berkata : “Dengan ini, kita berpendapat merajam orang yang melakukan perbuatan homoseksual, baik dia seorang muhsan atau bukan”.

Dan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Khalid bin Walid bahwa ada di pinggiran kota Arab seorang laki-laki yang dinikahi sebagaimana dinikahinya seorang perempuan. Maka dia menulis surat kepada Abu Bakar Shiddik Radhiyallahu ‘anhu. Abu Bakar lalu bermusyawarah dengan para sahabatnya. Orang yang paling keras pendapatnya adalah Ali Radhiyallahu ‘anhu. Dia berkata, “Tidaklah melakukan perbuatan ini kecuali hanya satu ummat dan kalian telah mengetahui apa yang telah Allah lakukan kepada mereka. Aku berpendapat agar dia dibakar dengan api”. Kemudian Abu Bakar mengirim surat kepada Khalid bin Walid untuk membakarnya.

Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Dipertontonkan dari bangunan yang paling tinggi lalu dilemparkan (ke bawah) diikuti lemparan batu”.

Dengan demikian hukuman homoseks adalah bisa dengan dibakar, dirajam dengan batu, dilempar dari bangunan yang paling tinggi yang diikuti lemparan batu, atau dipenggal lehernya. Ada pula yang mengatakan ditimpakan tembok kepadanya.

Imam Syaukani memilih hukuman bunuh dan melemahkan pendapat selain itu. Mereka berpendapat seperti itu menilik firman Allah.

“Artinya : Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim” [Hud : 82-83]

Dalam penerapan hukuman ini, pelaku homoseks dipersilakan memilih hukuman yang dia kehendaki dari hukuman-hukuman yang ada.

PERINGATAN KEPADA KAUM HOMOSEKS
[a]. Ketahuilah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pelaku homoseks sebanyak tiga kali sedangkan pezina hanya sekali.

[b]. Takutlah engkau terjerumus dalam dosa ini karena akan merusakan dirimu dan dikhawatirkan akan menyeretmu kepada kekafiran seperti yang menimpa saudaramu sebelum kamu sebagaimana yang diberitakan oleh Ibnu Al-Qayyim dalam kitabnya Al-Jawab Al-Kafi halaman 191

Diceritakan ada seorang laki-laki yang jatuh hati kepada seorang pemuda tampan bernama Aslam. Cinta di hatinya begitu mendalam kepada Aslam. Akan tetapi, anak muda tersebut tidak mau dan menjauh darinya sehingga menyebabkan laki-laki itu terbaring sakit dan tidak dapat bangkit. Orang-orang yang kasihan melihat diri laki-laki itu mencoba mendatangkan anak muda itu, dan dibuatlah perjanjian supaya dia menengok laki-laki itu. Mendengar berita itu, laki-laki yang sedang kasmaran tersebut merasa sangat senang dan mendadak hilang kegelisahan dan kesedihannya. Manakala dia dalam kegembiraan menanti anak muda tersebut datanglah orang lain yang mengabarkan bahwa anak muda tadi sebenarnya sudah sampai di tengah jalan tetapi kembali, tidak meneruskan perjalanannya dan tidak mau memperlihatkan dirinya kepada laki-laki itu. Ketika mendengar berita tersebut, mendadak kambuh sakitnya hingga tampak darinya tanda-tanda sakaratul maut. Kemudan dia bersyair.

Wahai Aslam sang penyejuk hati
Wahai Aslam sang penyembuh sakit
Keridhaanmu lebih aku sukai pada diriku
Daripada rahmat Sang Pencipta
Yang Mahamulia

Dikatakan kepadanya, “Takulah kamu dengan kata-kata itu!” Laki-laki itu menjawab, “Itu kenyataannya”. Maka akhirnya matilah dia dalam keadaan kafir kepada Allah.

KEJELEKAN KAUM LUTH DAN PERLAWANAN MEREKA TERHADAP ALLAH
Cermatilah jeleknya kaum Luth dan penentangan mereka terhadap Allah ketika mereka mendatangi nabi Luth dan tamu-tamunya yang tampan. Ketika melihat mereka datang Nabi luth berkata.

“Artinya : Hai kamumku, inilah putri-putriku. Mereka lebih suci bagimu” [Hud : 78]

Dia merelakan putri-putrinya untuk mereka peristri sebagai ganti tamu-tamunya karena mengkhawatirkan dirinya dan tamunya dari aib yang sangat jelek sebagaimana yang dikisahkan dalam surat Hud ayat 78-80.

“Artinya : Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata, ‘Hai kaumku, inilah puteri-puteriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?’ Mereka menjawab : ‘Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki’. Luth berkata, ‘Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)’

DAMPAK NEGATIF HOMOSEKSUAL DITINJAU DARI SISI KESEHATAN
Islam sangat keras dalam meberikan hukuman atas kejahatan yang satu ini karena dampaknya yang buruk dan kerusakan yang ditimbulkannya kepada pribadi dan masyarakat.

Dampak negatif tersebut di antaranya.

a. Benci terhadap wanita
Kaum Luth berpaling dari wanita dan kadang bisa sampai tidak mampu untuk menggauli mereka. Oleh karena itu, hilanglah tujuan pernikahan untuk memperbanyak keturunan. Seandainya pun seorang homo itu bisa menikah, maka istrinya akan menjadi korbannya, tidak mendapatkan ketenangan, kasih sayang, dan balas kasih. Hidupnya tersiksa, bersuami tetapi seolah tidak bersuami.

b. Efek Terhadap Syaraf
Kebiasaan jelek ini mempengaruhi kejiwaan dan memberikan efek yang sangat kuat pada syaraf. Sebagai akibatnya dia merasa seolah dirinya diciptakan bukan sebagai laki-laki, yang pada akhirnya perasaan itu membawanya kepada penyelewengan. Dia merasa cenderung dengan orang yang sejenis dengannya.

c. Efek terhadap otak

d. Menyebabkan pelakunya menjadi pemurung

e. Seorang homoseks selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan hawa nafsunya.

f. Hubungan homoseksual dengan kejelekan akhlaq
Kita dapatkan mereka jelek perangai dan tabiatnya. Mereka hampir tidak bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang mulia dan yang hina.

g. Melemahkan organ tubuh yang kuat dan bisa menghancurkannya. Karena organ-organ tubuhnya telah rusak, maka didapati mereka sering tidak sadar setelah mengeluarkan air seni dan mengeluarkan kotoran dari duburnya tanpa terasa.

h. Hubungan homoseksual dengan kesehatan umum.
Mereka terancam oleh berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan karena merasa lemah mental dan depresi.

I. Pengaruh terhadap organ peranakan.
Homoseksual dapat melemahkan sumber-sumber utama pengeluaran mani dan membunuh sperma sehingga akan menyebabkan kemandulan

j. Dapat meyebabkan penyakit thypus dan disentri

k. Spilis, penyakit ini tidak muncul kecuali karena penyimpangan hubungan sek

l. Kencing nanah

m. AIDS, para ahli mengatakan bahwa 95% pengidap penyakit ini adalah kaum homoseks

BISAKAH KAUM HOMOSEKS BERTAUBAT DAN MASUK SURGA?
Ibnul Al-Qayyim berkata : “Jika pelaku homoseks bertaubat dengan sebenar-benarnya (taubat nasuha) dan beramal shaleh kemudian mengganti kejelekan-kejelekannya dengan kebaikan, membersihkan berbagai dosanya dengan berbagai kataatan dan taqarrub kepada Allah, menjaga pandangan dan kemaluannya dari hal-hal yang haram, dan tulus dalam amal ibadahnya, maka dosanya diampuni dan termasuk ahli surga. Karena Allah mengampuni semua dosa. Apabila taubat saja bisa menghapus dosa syirik, kufur, membunuh para nabi, sihir, maka taubat pelaku homoseks juga bisa menghapuskan dosa-dosa mereka.

PENANGGULANGAN HOMOSEKS DAN PENYEMBUHANNYA
a. Menanamkan akidah shahihah pada semua anggota masyarakat karena ia merupakan benteng yang aman dan pelindung dari ketergelinciran dan penyelewengan.

b. Memperbanyak halaqah (majlis pengajian) menghafal Al-Qur’an khususnya pada anak-anak dan remaja

c. Memperhatikan pendidikan anak-ank muda dan mengisi waktu kosong mereka dengan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka dan tanah air mereka.

d. Menjadikan penjara sebagai madrasah untuk pendidikan, perbaikan narapidana, serta meluruskan akhlaq mereka dengan pendidikan Islam yang benar

e. Mengkhususkan khutbah (ceramah) untuk para pemuda yang memperingatkan mereka dari bahaya dan dampak buruk homoseksual

f. Menasehati para pemuda di kompleks-kompleks terdekat dan memberikan buku-buku bacaan Islam yang bisa menguatkan hubungan mereka denan Allah

g. Menghilangkan sarana berkumpulnya para pemuda tempat mereka melakukan kemasiatan

Kita berdo’a semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita dan anak keturunan kita agar tidak terjrumus dalam gelimang dosa yang penuh kekejian ini dan memberikan hidayah kepada mereka yang telah terlanjur untuk kembali kepada keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dari Lumpur dosa ini.

Allah Al-Musta’an. Wallahu a’lam

[Disalin dari Majalah Fatawa Vol. 11/Th.1/1424H-2003M. Disarikan dan dialaihbahasakan oleh Yusuf Purwanto dan Abdullah. Alamat Redaksi Islamic Center Bin Baz, Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan-Bantul, Yogyakarta]


Sumber:

Bertaubatnya Si Gay

dakwatuna.com – Pagi itu, hari senin sekitar pukul 7.30 tapi aku lupa tanggal berapa di tahun 2005, aku tengah bersantai membaca koran pagi ketika telepon itu berdering. Sebagai seorang marboth masjid, aku harus melayani jamaah termasuk jika ada telepon.
Salam menyapa, “Assalamu’alaikum”, sapaku.
“Wa’alaikumsalam”, jawabnya.
“Maaf mas, boleh saya datang ke Al Ghifari”, tanya si penelepon.
“Oh.. tentu boleh, silakan”, jawabku.
Sekitar 1 menit kemudian terdengar lagi salam sambil mengetuk pintu kamar marboth.
“Assalamu’alaikum”.
“Wa’alaikumussalam”. Aku keluar melihat siapa yang datang.
“Maaf mas saya yang tadi nelpon”.
“Hah.. cepet amat, emang tadi nelpon dari mana?”, tanyaku.
“Oh dari telepon umum yang ada di depan”, jawabnya.
“Lho, kenapa ga datang aja langsung?”. Dulu di depan masjid memang ada telepon umum koin.
“Mmm, untuk memastikan aja ada orang atau ngga”, katanya.
“Oh, silakan duduk mas”. Kupersilakan ia duduk di kursi depan tempat wudhu akhwat.
“Tahu dari mana telepon Al Ghifari?”, tanyaku.
“Di depan kan ada tulisannya”.
O iya ya pikirku. “Ada yang bisa saya Bantu?”, tanyaku.
“Mmm, boleh saya cerita mas?”.
“Boleh, silakan”.
“Tapi mas jangan marah ya?”.
“Lho kenapa saya harus marah?”, tanyaku.

Mmm, begini mas…”.
Dia bercerita kepadaku panjang lebar tentang jalan hidupnya. Bermula dari aktivitasnya selama di kampung halamannya yang aktif di remaja masjid. Lalu diterimanya ia di IPB untuk kuliah. Wah, anak IPB juga rupanya dan ternyata seangkatan. Itulah yang membuat kami kian akrab. Aku fakultas MIPA, dia dari fakultas yang lain, cuma dia D3. Akhirnya dia masuk ke inti pembicaraan. Semula aku mengira ia akan meminta bantuan keuangan seperti banyak orang yang telah datang ke Al Ghifari dengan berbagai alasan. Tapi ternyata aku salah, dia malah menceritakan masalah penderitaan hidup yang dia alami selama ini.
Selama di IPB ia kesulitan masalah biaya. Tapi ia adalah orang yang mandiri yang tidak mau menyulitkan orang tuanya. Maka ia berusaha mencari uang sendiri mulai dari menjual koran hingga menyemir sepatu. Sampai pada akhirnya, ia mengalah, sepertinya tidak mungkin meneruskan kuliah dan ia pun memutuskan untuk berhenti. Di tengah usahanya mencari kehidupan, ia bertemu seseorang yang baik yang ingin menawarkan pekerjaan. Langsung saja ia terima tawaran tersebut, bahkan ia ditawari tempat tinggal bersama orang tersebut di sekitar Ciapus. Awalnya ia diperlakukan dengan sangat baik. Namun beberapa hari kemudian ia merasakan hal yang aneh dalam rumah tersebut. Penghuni rumah adalah laki-laki semua, tetapi kemesraan sesama lelaki terjadi di sana. Sampai pada suatu saat ia dipaksa melakukan hal itu, sebab jika tidak ia akan dibunuh. Ya, ia diper**** oleh sesama lelaki. Setiap hari! Karena memang itu aktivitas penghuni jika sudah berkumpul. Mulai dari sakit yang ia rasakan, tertekan batin sampai kenikmatan dan ketagihan yang ia rasakan selama menghuni rumah tersebut selama beberapa bulan.
Setelah itu, ia mangkal tiap malam di daerah Taman Topi dan depan DPRD. Biasa, mencari pelanggan. (Ternyata ada lho di Bogor, mungkin banyak). Dan itu ia lakukan selama sekitar 3 tahun lebih.
Namun suatu saat, ketika ia tengah bersantai sambil nonton sinetron, ia mendapati sinetron yang katanya religius, tentang azab kepada kaum gay. Menonton sinetron itu, ia ditertawakan oleh yang lain. Namun setelah hari itu, ia merasa gelisah. Hatinya takut jika yang ia tonton itu terjadi pada dirinya. (ternyata ada juga manfaat sinetron begituan). Terlebih ia pun sudah mengidap penyakit kelamin. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan. Akhirnya ia memutuskan harus keluar dari lingkungan itu. Ia pun kabur menuju keluarganya di daerah Cibinong. Ia bercerita hal yang sama seperti yang ia ceritakan kepadaku. Namun keluarganya tersebut malah mengusir dia dengan hinaan. “Pergi kamu, jijik saya ngeliat kamu. Pergi..pergi..”. Begitulah ia menceritakan kepadaku. Hal itu membuat dirinya kecewa dan merasa tidak berguna. Suatu saat ia ingin bunuh diri, tapi urung ia lakukan karena takut. Akhirnya ia kembali lagi ke rumah itu. Beberapa bulan kemudian dia kembali teringat sinetron itu. Dan kali ini dia memutuskan benar-benar akan pergi. Entah ke mana, yang penting pergi. Lebih baik mati dari pada hidup seperti itu. Begitulah katanya. Sampai tidak sengaja dia melewati masjid Al Ghifari. Dia berharap ada yang bisa membantu masalahnya, minimal memberikan dorongan moril buatnya. Begitulah ia bercerita kepadaku sambil menangis.
Terus terang, sebenarnya aku pun merasa jijik mendengarnya, terutama ketika ia bilang ia sudah terkena penyakit kelamin. Ingin aku menjauhinya, meski tidak ingin mengusirnya. Tapi tidak tega, terlebih ketika ia bilang, “mas saya ingin tobat, saya ingin pulang, ingin bertemu ibu, ingin mencium kakinya”. Tidak terasa air mataku pun meleleh. Aku peluk dia. Entah… tiba-tiba hilang rasa jijikku. Yang aku tahu, ada orang yang membutuhkan pertolongan saat itu. Mungkin inilah tugasku menjadi seorang da’i yang bermanfaat bagi orang lain.
Aku tenangkan dia, lalu aku ajak masuk ke kamar marbot. Aku suruh tunggu karena mau membeli makan buatnya. Setelah itu kami makan bersama, terpaksalah aku membatalkan puasa sunnahku untuknya. Kemudian aku tawarkan pengobatan kepadanya.
“Mau ga dibekam?”.
“Apa tuh mas dibekam?”.
Lalu aku jelaskan mengenai bekam.
”Ga mau ah mas, pasti sakit”.
“Ya paling sakitnya sedikit”.
“Ga ah, takut ngeliat darah”.
Dia tak mau, akhirnya aku aja ia ke tempat temanku yang bisa refleksi. Setelah diperiksa, ia memang menjerit ketika ditekan titik untuk saluran pembuangan. Aku tidak langsung cerita ke temanku itu. Setelah itu kami istirahat. Untuk meyakinkan diri kalau ia benar-benar ingin taubat, aku tahan ia selama 3 hari di Al Ghifari. Setiap hari aku kasih makan. Kadang diajak jalan-jalan. Bahkan aku ingin membuktikan kalau ia dulu pernah aktif di remaja masjid. Ternyata ia memang bisa baca Qur’an meski tidak lancar. Dia bilang, dia ingin lagi aktif seperti dulu, belajar agama. Dia janji kalau sudah sampai rumah ia ingin belajar agama lagi.
Ketika malam aku ajak dia tidur di dalam kamar. Dia menolak, tapi aku paksa. Akhirnya dia mau. Kami tidur bersebelahan, karena memang tidur di karpet. Aku terjaga tidak bisa tidur memikirkan yang terjadi hari ini, kok bisa-bisanya aku mendapati hal ini. Sambil juga memikirkan, khawatir aku diapa-apain waktu tidur. Tapi segera kusingkirkan pikiran itu, terlebih dia sudah tertidur lelap, mungkin karena cape dan menahan sakitnya.
Tiga hari sudah dia di Al Ghifari. Shalat 5 waktu, baca Qur’an. Aku melihat sepertinya ada kesungguhan dalam dirinya untuk berubah. Malamnya aku persiapkan perbekalan untuknya pulang kampung. Aku berikan ia sebuah tas kenang-kenangan milikku, sebuah Al-Qur’an satu-satunya yang sangat kusayangi, sebuah surat dan seluruh uang mengajarku yang tidak seberapa. Tidak kupikirkan diriku yang tak punya uang lagi, meski sempat bertanya dalam hati, entar gua makan apa ya. Tapi bodo ah, yang kutahu manusia hanya akan mati kalau memang rezkinya sudah habis. Sebelum berangkat, aku tawarkan ia untuk bertahan di Al Ghifari. Tapi ia katakan tidak. Ia sudah bertekad untuk pergi dari Bogor. Ia ingin kembali ke kampung halamannya dan memulai hidup baru.
Aku antar ia sampai naik angkot. Dan terakhir kami berpelukan kembali. Ia mengucapkan terima kasih. Dan ia berjanji akan kembali ke rumahnya dan tidak akan kembali ke kehidupan yang jahiliyah itu lagi. Dan ia pun akan mengingatku seumur hidupnya.
Setelah itu, baru aku cerita kepada marbot yang lain siapa orang itu. Yang lain hanya bisa heran…
Ya Allah selamatkanlah dia dan kami. Tunjukilah jalan yang terbaik buat dia dan kami. Ya Allah, Engkau Maha segalanya, jika Engkau tidak sempat mempertemukan kembali di dunia ini, maka pertemukanlah kami di surga-MU ya Allah…
Teruntuk saudaraku Yeri (bukan nama sebenarnya), moga engkau sehat saja selalu dan telah sembuh dari penyakitmu. Semoga kau hidup bahagia di samping ibumu, di kampung halamanmu, di Sumatra Barat. []
Redaktur: Ardne


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2009/09/08/3780/bertaubatnya-si-gay/#ixzz3wu83oLTe 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Kecendrungan Gay tapi Ingin Menikah


sigitAssalamu’alaikum Ustadz,
Saya sedang menghadapi beberapa masalah yang perlu pertolongan psikolog tapi tidak berani untuk menghadapi mereka secara langsung untuk menceritakan masalah saya. Sampai saat ini sampai umur 28 tahun hanya saya dan Tuhan yang tahu masalah saya sebenarnya.
Saya tidak tahu apakah saya seorang Gay atau Biseksual. Tapi yang pasti saya sangat tertarik dengan laki-laki secara seksual. Seingat saya hampir semua mimpi basah saya pemicunya laki-laki.
Saat ini saya bisa dikatakan sedang jatuh cinta dengan seorang laki-laki. Ini kalau gak salah yang ke delapan. Seperti biasa setiap saya jatuh cinta, saya akan sangat menderita sebenarnya karena saya tidak bisa mengungkapkannya dan merasakan balasan dari cinta saya. Saat ini saya tidak semangat untuk beraktivitas bahkan kalau bisa saya hidup tidak makan maka saya akan melakukannya karena saya sangat sulit untuk makan padahal biasanya saya banyak makan. Sekarang saya sudah turun 4 kg.
Seingat saya ini adalah yang paling parah efek nya scara psikologis terhadap saya dari yang sebelumnya. Mungkin karena kami tinggal hanya berdua di satu rumah. Tapi dia tidak tau kalau saya tertarik kepada dia. Curiga mungkin karena saya seringnya grogi ngomong dengan dia biasanya tampak dari badan saya yang bergoyang-goyang kayak orang kedinginan.
Oh ya saya tertarik pada semua laki-laki tapi lelaki tertentu yang fisiknya oke biasanya. namun demikian saat ini malah saya jatuh cinta dengan laki-laki yang fisik nya sama sekali tidak oke. Tapi mungkin karena kebaikannya saya sangat terbuai dan benar-benar tidak bisa kontrol diri kalau dekat dengan dia. Saya selalu teringat dia dalam hampir setiap detik hidup saya (sungguh !). Saya tertidur kalau sudah sangat lelah kalau tidak mata terpejam tapi pikiran ingin bersama dia.
Oh ya saya tidak terlalu ingin diberi perhatian secara seksual tapi perhatian dan kasih sayang sangat saya inginkan. Mungkin karena kami tinggal bersama (saya tidak bisa pindah karena masalah ekonomi) jadi setiap saat saya at least mendengar suara dia karena saya sangat menghindari kontak fisik.
Keunikan lain saya, pada saat dalam perasaan ini. Saya jadi rajin untuk beribadah dan sangat senang untuk menegur dia untuk selalu taat. Saya sangat menikmatinya sebenarnya tapi karena dia tidak tau dan kalaupun tau kalau saya mencintai dia, dia pasti akan syok tapi kayak nya dia mulai curiga.
Saya sangat menderita dengan keadaan ini karena sebenarnya saya tidak bisa menerima kalau saya suka akan laki-laki. Saya dalam rancangan hidup saya kedepan selalu rancangannya sebagaimana laki-laki normal lainnya. Pengin punya istri, anak dan lain-lain.
Oh ya saya belum pernah melakukan hubungan seksual dengan laki2 atau perempuan tapi saya sering mimpi basah dengan melakukannya dengan laki dan bukan dengan perempuan. Pas saya bangun saya sangat menderita karena saya tidak mau itu terjadi.
Walaupun saya sudah sejauh ini saya sudah ambil keputusan, apapun yang saya rasakan, apapun yang diinginkan hati (nafsu) saya. Saya sudah memutuskan bahwa saya akan melawan nya dan ingin keluar dari masalah ini (mencintai laki-laki). Saya ingin menikah, tapi, ini masalahnya saya takut saya tidak bisa memenuhi kewajiban saya sebagai laki-laki dan takut istri saya tidak bisa menerima saya kemudian. Tapi kalau orang lihat foto saya, saya sangat macho dan ganteng tapi kalau lihat langsung sisi feminim saya akan nampak dengan jelas.
Gimana ini, apa yang perlu saya lakukan, keinginan saya adalah menikah karena saya tau itu adalah jalan yang benar dan diridhoi Tuhan. Tolong dijawab juga ya masalah saya sekarang yang sedang sangat menderita karena mencintai laki-laki yang tinggal serumah dengan saya.
Waalaikumussalam Wr Wb
Gay atau lesbi disebut juga dengan liwath, suatu perbuatan keji dan buruk yang dilakukan kaum Nabi Luth as yang belum pernah dilakukan oleh umat-umat sebelum mereka. Para ulama kaum muslimin telah bersepakat bahwa liwath termasuk dalam kelompok dosa-dosa besar dan lebih besar dari zina.
Hal demikian bisa dilihat dari hukuman yang ditimpakan Allah kepada kaum Luth yang belum pernah ditimpakan kepada umat-umat sebelumnya. Mereka dimusnahkan, kampung mereka dijungkirbalikkan, ditenggalamkan kedalam bumi, dihujani dengan batu-batu dari langit dan dihapus penglihatan mereka.
Para ulama yang empat selain Abu Hanifah bersepakat bahwa pelaku perbuatan ini haruslah mendapatkan hukuman seperti hukuman zina bahkan mereka tidak membedakan antara seorang yang belum atau sudah menikah yaitu dengan dirajam, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Jika kamu mendapati orang yang melakukan perbuatan seperti kaum Luth (liwath) maka bunuhlah para pelakunya” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Meskipun begitu besar kemurkaan Allah kepada para pelaku liwath namun Dia swt tetap membuka pintu taubatnya bagi mereka yang mau kembali dan bertaubat atas segala perbuatan dosanya itu.
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا
يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya : “dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam Keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon : 68 – 70)
Didalam ayat itu Allah swt meminta kepada setiap pelaku maksiat untuk segera mengganti perbuatannya itu dengan perbuatan taat, seperti para pelaku perbuatan syirik dengan iman, zina dengan menjaga kemaluan, berbohong dengan kejujuran atau khianat dengan amanah.
Untuk itu bersegeralah anda bertaubat dengan taubat nashuha (taubat yang sebenar-benarnya) dan kembalinya anda kepada Allah swt dengan melepaskan seluruh bentuk perbuatan itu adalah lebih baik bagi anda, teman, keluarga serta seluruh masyarakat. Ketahuilah bahwa hidup di dunia hanyalah sebentar dan negeri akherat adalah lebih baik dan kekal.
Adapun beberapa solusi untuk lepas dari musibah itu adalah :
1. Menjauhkan diri dari segala sebab yang dapat mengingatkan, membangkitkan hasrat atau mendorong anda jatuh kedalam perbuatan maksiat tersebut, seperti : menjaga pandangan dari melihat perempuan maupun laki-laki, menghindari berdua-duaan dengan seorang perempuan maupun laki-laki. Anda juga harus mulai mempertimbangkan untuk tidak serumah lagi dengan teman laki-laki anda dengan tetap mencari solusi agar permasalahan ekonomi anda tidak terganggu serta bertawakal kepada Allah dalam urursan ini.
2. Sibukkan diri anda dengan berbagai perbuatan yang bermanfaat baik untuk agama maupun dunia anda, sebagaimana firman Allah swt :
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
Artinya : “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Asy Syarh : 7 – 8)
Apabila anda telah menyelesaikan suatu pekerjaan dunia maka berupayalah melakukan pekerjaan akherat, seperti ; berdzikir, membaca Al Qur’an, menuntut ilmu, mendengarkan kaset-kaset yang bermanfaat dan lainnya. Dan apabila anda telah melakukan perbuatan ketaatan maka mulailah perbuatan yang lainnya. Apabila anda telah selesai dari pekerjaan dunia maka mulailah dengan yang lainnya, begitu seterusnya. Karena jiwa jika tidak disibukkan dengan kebenaran maka ia akan disibukkan dengan kebatilan jadi janganlah jiwa anda dibiarkan memiliki kesempatan atau waktu kosong yang menjadikan anda berfikir tentang perbuatan dosa itu (liwath).
3. Coba anda bandingkan antara kelezatan yang anda dapatkan saat melakukan perbuatan maksiat, membayangkan wajah atau mendengar suara teman anda maupun akibat yang terjadi setelah itu dalam diri anda berupa penyesalan, kegundahan, dan kebingungan yang panjang dengan adzab Allah yang akan ditimpakan kepada para pelaku perbuatan maksiat ini di akherat. Maka apakah kelezatan yang sebentar itu lebih didahulukan oleh seorang yang berakal daripada penyesalan dan adzab di akherat?!
4. Orang yang berakal tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya kecuali karena ada sesuatu yang dicintai yang lebih tinggi darinya atau takut akan dibencinya. Perbuatan dosa itu menyebabkan anda kehilangan dunia dan akherat, kecintaan Allah kepada anda, kebencian, adzab dan kemurkaan Allah kepada anda. Maka bandingkanlah antara kebaikan yang akan hilang dari anda dengan keburukan yang akan menimpa anda dikarenakan perbuatan dosa itu, maka manakah yang pentas didahulukan ?!!
5. Dan solusi yang paling penting dari itu semua adalah senantiasa berdoa, meminta pertolongan kepada Allah swt agar memalingkan anda dari perbuatan dosa itu. Perhatikan beberapa waktu dan keadaan dimana doa-doa yang dipanjatkan saat itu dikabulkan, seperti : saat sujud, sebelum salam dalam shalat, sepertiga akhir malam, turun hujan, bepergian jauh (safar), puasa, berbuka dari puasa. (www.islam-qa.net)
Satu hal yang merupakan awal kebaikan dalam diri anda yaitu mulai adanya kesadaran akan tidak baiknya perbuatan tersebut serta tekad anda untuk melepaskan diri darinya. Hendaklah awal yang baik ini segera ditindak-lanjuti dengan berbagai langkah kongkrit untuk kemudian serahkan seluruhnya kepada Allah swt.
Semoga Allah swt senantiasa memberikan bimbingan dan pertolongan-Nya kepada anda serta menerima pertaubatan anda dan menjauhkan anda dari perbuatan-perbuatan yang buruk.
Wallahu A’lam
-Ustadz Sigit Pranowo, Lc-

Mantan Gay: Islam Membimbingku ke Jalan Lurus


Ia menyebut namanya Ayub, seorang laki-laki Amerika yang memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis alias homoseks. Namun Ayub berhasil melepaskan kecenderungannya itu setelah ia memeluk Islam.
Di jaman modern ini, banyak negara yang menerima hubungan semacam itu bahkan melindungi kaum gay dan lesbian dengan alasan hak asasi manusia.
Masyarakat dunia, bahkan di komunitas Muslim, boleh dibilang makin permisif dengan hubungan sesama jenis. Mereka mengaku tidak bisa menolak kelompok ini dan meyakini bahwa Tuhan juga yang telah menciptakan manusia dalam kondisi seperti itu.
Tapi keyakinan itu dibantah Ayub. "Saya menemukan jalan yang berbeda, dengan rahmat Allah, saya berhasil melepaskan diri dari kecenderungan menyukai sesama jenis dan berhasil meninggalkan gaya hidup kaum homo. Saya bisa melakukannya setelah saya memeluk Islam," ujarnya.
"Saya ingin berbagi pengalaman, bukan untuk memicu perdebatan tapi karena saya meyakini bahwa pengalaman saya ini bisa membantu siapa saja yang memiliki menyukai sesama jenis. Saya juga berdoa agar perkataan-perkataan saya bisa memberikan bimbingan bagi para keluarga yang juga sedang berjuang melepaskan salah satu anggota keluarganya dari kecenderungan itu," jelas Ayub.
Ayub mengaku sudah menyukai sesama jenis sejak ia masih remaja. Kecenderungannya itu makin kuat ketika ia di bangku kuliah dan akhirnya malah terjerumus dalam gaya hidup kaum homoseks. Ia secara terbuka menjalani kehidupan sebagai seorang gay selama lima tahun.
"Saya menjalaninya karena ketika itu saya berpikir bahwa saya memang diciptakan begini. Kecenderungan menyukai sesama jenis itu muncul begitu saja tanpa saya mampu mengontrolnya. Saya sendiri bingung bagaimana kecenderungan itu bisa menghinggapi diri saya," tutur Ayub.
Setelah lima tahun menjalani kehidupan nista itu, Ayub mulai berpikir dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengapa dia bisa sampai hidup sebagai gay, pasti ada cara lain untuk memandang sisi kehidupan ini.
Mengenal Islam
Ayub yang mengaku dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama Kristen, tidak pernah puas dengan ajaran Kristen. "Saat dan setelah saya lulus dari akademi, saya mengeksplorasi tentang ajaran agama Budha, Hindu dan keyakinan-keyakinan lainnya untuk sekedar meditasi. Tak satu pun dari keyakinan dan agama itu memuaskan dan mampu mendorong saya untuk melepaskan diri dari kehidupan sebagai gay," keluh Ayub.
Sampai akhirnya Ayub mengenal agama Islam dan mempelajarinya secara mendalam. Pada usia 25 tahun, setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, hidup Ayub berubah total. Ketika itu Ayub merasa menemukan kejelasan bahwa apa yang selama ini ia punya nama; Allah, yang telah menciptakan saya dan umat manusia beserta dunia dan seisinya.
"Allah, yang berbicara pada manusia melalui rasulnya Muhammad Saw dan para nabi lainnya, yang telah menyampaikan pesanNya pada umat manusia sejak awal penciptaan dunia," tukas Ayub.
"Jelas sudah buat saya, jika saya ingin mengikuti jalan menuju Allah, saya harus meninggalkan gaya hidup gay saya. Islam menunjukkan pada saya, lewat pengalaman baik internal maupun eksternal bahwa homoseksualitas itu salah dan jika saya tetap melakukannya, akan menghalangi saya untuk mencapai kemajuan spiritualitas," sambung Ayub.
Ayub mengaku tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata mengapa ia begitu yakin dengan Islam. Ia juga mengakui melalui tahun-tahun yang berat untuk menghilangkan kebiasaannya sebagai gay, tapi makin jauh mempelajari Islam, Ayub memiliki tekad yang makin kuat untuk melepaskan diri dari kehidupan yang penuh dosa itu.
"Dengan bantuan dari Allah, saya berhasil memutus hubungan dengan masa lalu saya. Saya juga belajar, sedikit demi sedikit bagaimana mengontrol keinginan yang bisa membawa saya ke perbuatan haram," ujar Ayub.
"Sekarang pun saya masih dalam kondisi rawan, terutama saat saya merasa lemah. Tapi saya berpikir tentang kehidupan ini, apapun yang terjadi jika saya bisa bebas dari ‘kegilaan’ ini dan membantu orang-orang yang bernasib sama dengan saya, saya akan sukses. Inilah jihad saya dalam hidup," tegas Ayub.
Ayub menyatakan tidak peduli ada orang lain yang menolak pendekatan yang dilakukannya. Untuk mereka yang juga sedang berjuang melepaskan diri dari kecenderungan menyukai sesama jenis, Ayub selalu berkata berdasarkan pengalaman hidupnya bahwa "Anda tidak perlu menjalani kehidupan yang bertentangan dengan apa yang telah Allah gariskan untuk kita. Anda tidak perlu menerima definisi siapa Anda jika itu bertentangan dengan apa yang telah Allah tahbiskan buat Anda sebagai seorang Muslim."
Ayub juga mengingatkan orang-orang yang pernah seperti dirinya untuk tidak perlu malu dengan penolakan dari keluarga, teman atau sahabat karena ada cara lain untuk menolong diri kita sendiri. "Ada saudara-saudara kita yang bisa membantu, seperti mereka dulu juga dibantu orang lain," pesan Ayub. (ln/readingislam)

Wahai Para Pelaku dan Pendukung Homoseksual, Jangan Kacaukan Kami! Biarkan Kami “Homophobia”


Oleh: Abdullah al-Mustofa
Homophobia meningkat di Indonesia. Demikian kesimpulan yang dibuat oleh Ourvoice, salah satu lembaga yang memperjuangkan hak-hak kelompok LGBT di Indonesia. Kesimpulan tersebut berdasarkan perbandingan hasil survei yang dilakukan Lingkar Survei Indonesia (LSI) terhadap responden yang menyatakan tidak nyaman hidup bertetangga dengan “generasi penerus kaum Nabi Luth” yang menunjukkan angka 64,7% pada tahun  2005 dan 80,6% pada tahun 2012.
Bicara mengenai homophobia, penulis menemukan fakta menarik yang disajikan oleh sebuah buku yang berjudul “Re-Orienting Western Feminisms Women’s Diversity In Postcolonial Word” (Cambridge: Cambridge University Press, 1998) karya Chilla Bulbeck yang penulis pinjam dari perpustakaan International Islamic University Malaysia (IIUM) Kuala Lumpur. Ternyata bukan Muslim Indonesia saja yang mengalami homophobia. Di bandingkan Timur, Barat baik masyarakat dan pemerintahnya yang lebih bisa mengakui dan menerima perilaku dan pelaku homoseksual, juga mengalami hal yang sama.
Kenyataan ini mematahkan pernyataan Dede Oetomo, aktivis homoseksual pendiri Gaya Nusantara, salah satu organisasi LGBT di Indonesia, dalam fit and proper test calon komisioner Komnas HAM di Komisi III DPR RI, Selasa (16/10/2012). Dia menegaskan:
“Kita ini meniru homophobia dari Barat, padahal di Barat homophobia sudah selesai.”
Seputar Homophobia
Dengan merujuk kepada beberapa sumber, laman Wikipedia mendefinisikan homophobia sebagai berikut:
“Homophobia is a range of negative attitudes and feelings toward homosexuality or people who are identified or perceived as being lesbian, gay, bisexual or transgender (LGBT).”
(Homophobia adalah berbagai sikap dan perasaan negatif terhadap homoseksualitas atau orang-orang yang diidentifikasi atau dianggap sebagai lesbian, gay, biseksual atau transgender (LGBT).
Informasi detil tentang homophobia bisa merujuk pada halaman web berikut:http://en.wikipedia.org/wiki/Homophobia
Homophobia Dalam Masyarakat Barat Modern
Chilla Bulbeck, professor di jurusan Women’s Studies di University of Adelaide dalam bukunya tersebut dalam sub bab Homosexual Acts and Homosexual Lives (hal. 149) dengan mengutip dari buku “Epistemology of the Closet” (Berkeley and Los Angeles: University of California Press, 1990) karya Eve Kosofsky Sedgwick menyatakan meskipun masyarakat Barat memiliki subkultur homoseksual, mereka juga memiliki homophobia yang kuat dan sikap-sikap yang kontradiksi bagi ekspreksi identitas gay.
Sebagai contoh, kata Sedgwick, homophobia dan sikap kontradiksi yang ada di Amerika Serikat. Meskipun pengadilan di Amerika memperbolehkan seseorang menjadi gay tapi sejumlah negara bagian melarang perbuatan sodomi.
Contoh-contoh homophobia di Amerika Serikat diberikan oleh halaman web resmi jurusan psikologi University California cabang Davis. Contoh yang diberikan di antaranya seperti kurangnya proteksi legal terhadap diskriminasi anti gay dalam pekerjaan, akomodasi/perumahan, dan pelayanan umum; permusuhan kepada lesbi dan gay yang berkomitmen menjalin hubungan; dan adanya hukum sodomi di lebih dari sepertiga negara bagian.
Sedangkan homophobia di Eropa dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization). Wilayah Eropa. Dalam situsnya, organisasi tersebut menyatakan meskipun negara-negara anggota Dewan Eropa dan Eropa Bersatu dengan jelas telah menyatakan komitmennya untuk menghilangkan diskriminasi atas dasar orientasi seksual dan standar telah ditetapkan oleh lembaga-lembaga Hak  Asasi Manusia Eropa, tapi masih merebak homophobia di Eropa dan masih adanya berbagai problem dalam melindungi dan mempromosikan hak-hak orang lesbi, gay, biseksual dan transgender seperti masih berlakunya aturan hukum di beberapa bagian wilayah Eropa seperti negara-negara bekas Uni Soviet yang menyatakan hubungan seks antara lelaki adalah tindakan kriminal. (www.euro.who.int)
Kampanye Melawan Homophobia
Setiap tanggal 17 Mei para pelaku dan pendukung homoseksual internasional merayakan International Day Against Homophobia (IDAHO). Event ini pertama kali diadakan pada tahun 1995 yang diselenggarakan di lebih 40 negara.
Pada tanggal yang sama, tepatnya 17 Mei tahun 1990 yang lalu. Hari itu adalah hari keramat, bersejarah dan tentu saja membahagiakan bagi komunitas gay dan lesbi internasional. Margaret Chan,  Direktur Umum WHO, mengatakan WHO secara resmi pada hari itu telah menghilangkan homoseksualitas dari daftar the International Classification of Diseases. (www.euro.who.int)
Kebanyakan organisasi hak asasi manusia seperti Human Right Watch dan Amnesti Internasional mengutuk undang-undang yang menghukumi hubungan homoseksual antara orang dewasa yang suka sama suka sebagai tindakan kriminal. Sejak 1994, Komite Hak Asasi Manusia PBB juga telah menetapkan bahwa undang-undang semacam itu melanggar hak privasi yang dijamin Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Perjanjian Internasional tentang Hak Sipil dan Politik.
Kesimpulan dan Harapan
Meskipun hasil survei LSI tersebut tidak bisa mewakili suara masyarakat Indonesia keseluruhan dan periode penelitiannya sangat singkat, suara responden yang menyatakan enggan dan tidak nyaman bertetangga dengan  gay dan lesbi harus kita syukuri dan bisa dipahami. Mereka menyatakan suara demikian disebabkan oleh dorongan iman, pemahaman agama mereka yang baik, serta naluri kemanusiaan dan fitrah agama mereka yang masih berfungsi dengan baik yang menyebabkan benci, takut dan merasa jijik dengan perilaku homoseksual. Perasaan inilah yang mendorong mereka akhirnya juga merasakan hal yang sama kepada pelakunya sekaligus.
Masyarakat Barat yang “katanya” lebih modern, toleran, dan rasional dibanding masyarakat Timur saja juga masih banyak yang mengalami homophobia. Hal ini menunjukkan, secara naluri mereka menolak perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.
Masyarakat Barat pun masih menyimpan rasa homophobia. Tidak mengherankan perjalanan masih panjang (atau bahkan tidak berujung), berliku, terjal, memayahkan dan sulit bagi para pelaku dan pendukung homoseksual di dunia Barat untuk “menghandel” bangsanya dalam usaha menghilangkan homophobia di kalangan mereka sendiri.
Oleh karena itu, dengan segala hormat, wahai para pelaku dan pendukung homoseksual, jangan “obok-obok” kami! Jangan paksakan standar yang kalian buat dan anut! Biarkan “homophobia” (dalam arti membenci dan takut perbuatan homoseksual tapi tidak membenci dan takut kepada pelaku homoseksual) melekat pada kami!
Meskipun “homophobia” ada juga pada lingkungan kami, namun kami terdorong untuk mengajak mereka terutama yang Muslim untuk “back to nature” (kembali ke fitrah)  yakni menjalani kehidupan yang normal sesuai dengan tujuan penciptaannya. Wallahu a’lam.
Penulis Peneliti ISFI (Islamic Studies Forum for Indonesia) Kuala Lumpur Malaysia(169)

Fatwa MUI: Homoseksual Kelainan yang Harus Disembuhkan



muiPANDANGAN Islam terhadap homoseksualitas selain didasarkan atas penemuan ilmuwan tentang fenomena ini, juga harus didasarkan atas wahyu. Wahyu yang terkandung di dalam al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad saw adalah petunjuk yang tetap.
Demikian dikatakan Sekjen AILA, Rita Soebagio dalam diskusi “Holding Hands With LGBT: Bagaimana Muslim Bersikap Terhadap LGBT“,  Selasa (22/9) di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI.
Dalam QS. Al-A’raf: 80, Allah berfirman: “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun di dunia ini sebelummu?.”
Dari Jabir ra, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:“Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth” [HR Ibnu Majah). Dari Abu Musa, berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Apabila lelaki menggauli lelaki, maka keduanya berzina. Dan apabila wanita menggauli wanita, maka keduanya berzina. (HR. Al-Baihaqi).
Dari Watsilah ibn Al-Asqa’, berkata: “hubungan seksual wanita dengan sesama wanita itu zina”. (HR. Al-Baihaqi). Ijma’ Ulama bahwa liwath dan shiqoq serta  aktifitas seksual sesama jenis adalah haram.
Fatwa MUI soal LGBT
Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwanya terkait homoseksual. Berikit Fatwa MUI No 57 Tahun 2014: Hubungan seksual hanya dibolehkan bagi seseorang yang memiliki hubungan suami isteri, yaitu pasangan lelaki dan wanita berdasarkan nikah yang sah secara syar’i. Orientasi seksual terhadap sesama jenis adalah kelainan yang harus disembuhkan serta penyimpangan yang harus diluruskan.
Homoseksual, baik lesbian maupun gay hukumnya haram, dan merupakan bentuk kejahatan (jarimah). Pelaku homoseksual, baik lesbian maupu gay, termasuk biseksual dikenakan hukuman hadddan/atau ta’zir oleh pihak yang berwenang. Sodomi hukumnya haram dan merupakan perbuatan keji yang mendatangkan dosa besar (fahisyah).
Pelaku sodomi dikenakan hukuman ta’zir yang tingkat hukumannya maksimal hukuman mati. Aktifitas homoseksual selain dengan cara sodomi (liwath) hukumnya haram dan pelakunya dikenakan hukumanta’zir.
Aktifitas pencabulan, yakni pelampiasan nasfu seksual seperti meraba, meremas, dan aktifitas lainnya tanpa ikatan pernikahan yang sah, yang dilakukan oleh seseorang, baik dilakukan kepada lain jenis maupun sesama jenis, kepada dewasa maupun anak hukumnya haram. Pelaku pencabulan sebagaimana dimaksud pada angka 8 dikenakan hukumanta’zir.
Dalam hal korban dari kejahatan (jarimah) homoseksual, sodomi, dan pencabulan adalah anak-anak, pelakunya dikenakan pemberatan hukuman hingga hukuman mati.Melegalkan aktifitas seksual sesama jenis dan orientasi seksual menyimpang lainnya adalah haram.
Pandangan Barat terhadap LGBT
Seorang akhtifis hak gay, Scott Bidstrup dalam makalahnya yang berjudul The Natural ‘Crime Against Nature: A brief Survey of Homosexual Behaviour In Animals mengatakan bahwa masyarakat selalu mempunyai dua cara pandang dalam memandang homoseksual.
Pertama, Pandangan Konservatif yang mengganggap homoseksual sebagai sebuah penyimpangan, karenanya orientasi dan dan perilakunya bersifat penyakit dan patologis.
Kedua, Pandangan Progresif mengatakan bahwa homoseksual adalah varian normal dalam kehidupan manusia dan karenanya perilakunya bersifat natural.
Jack Drescher, psikiater anggota komisi seksual dan identitas gender DSM V membagi homoseksual berdasarkan  etiologinya kedalam tiga formulasi yaitu: varian normal, Patologis, ketidakmatangan perilaku.
Psikiater Jerman  Richard von Krafft-Ebing (1840-1902) mengemukakan teori patologi homoseksual sebagai “degenerative disorder”. Krafft-Ebing  memandang segala bentuk perilaku seksual diluar kebiasaan umum adalah bentuk psikopatologi yang disebut dengan Psychopathia Sexualis.
Krafft-Ebing percaya bahwa meskipun homoseksual berasal dari bawaan lahir, namun hal ini harus difahami sebagai bentuk cacat bawaan. Teori Krafft-Ebing memberikan pengaruh yang sangat besar bagi para peneliti medis dan ilmu pengetahuan selanjutnya dalam memandang homoseksual sebagai penyakit psikis. Psychopathia Sexualis dinilai memiliki pijakan saintifik yang kuat sehingga menandai lahirnya banyak asumsi patologis di dalam diagnosa homoseksual yang dikembangkan ilmuwan lainnya pada pertengahan abad ke-20.
Gerakan LGBT melakukan propaganda  “marriage for everyone” . Padahal pernikahan harus diatur bukan semata-mata bagi mereka yang saling mencintai, tapi dengan siapa  mereka menikah.Marriage is not only the recognition of a loving attachment.(Desastian/Islampos)