Ini blok baru ane bro, seperti biasa,
Konsultasi atau curhat di facebook
Rezky eka wicaksono
Baca semua ya.semoga bermanfaat
Ilmu , Wawasan Dan Sejarah Penting Untuk Gay Indonesia
Ilmu , sejarah dan wawasan Islam Penting untuk saudara gay lesbian besek dan transgender muslim ( LGBT Muslim )
Senin, 25 Januari 2016
Minggu, 10 Januari 2016
Enam Perkara yang Menghapus Amal-Amal Kebaikan
DALAM kehidupan, tidak jarang kita melakukan kesalahan dan kekhilafan. Namun sadarkah bahwa dosa-dosa yang dilakukan ada beberapa yang dapat menghapus amal-amal kebaikan yang telah kita perbuat. Tentunya hal ini akan sangat merugikan, bahkan dapat menyebabkan kita tergolong pada orang yang ‘bangkrut’ di akhirat kelak. Berikut enam perkara yang dapat menghapus amal-amal baik:
1. Al istighlal bi’uyubil kholqi (sibuk dengan aib orang lain) sehingga lupa pada aib sendiri. Pepatah mengatakan “Kuman diseberang lautan tampak, sedangkan gajah dipelupuk mata tidak tampak.” Mengkritik dan membicarakan keburukan orang lain memang mengasyikan, namun dampaknya akan merugikan kita sendiri. Rasulullah Saw bersabda “jauhilah olehmu buruk sangka karena buruk sangka itu perkataan paling dusta, janganlah kamu memata-matai dan mencari-cari kesalahan orang lain…” (HR. Mutaffaq’alaih dan Imam Malik)
2. Qaswatul qulub (hati yang keras) kerasnya hati terkadang lebih keras dari batu karang. Sulit menerima nasehat.
3. Hubbun dunya (cinta mati terhadap dunia). Merasa hidupnya hanya di dunia saja, sehingga segala aktifitasnya tertuju pada kenikmatan dunia dan lupa akan kehidupan akhirat.
3. Hubbun dunya (cinta mati terhadap dunia). Merasa hidupnya hanya di dunia saja, sehingga segala aktifitasnya tertuju pada kenikmatan dunia dan lupa akan kehidupan akhirat.
4. Qillatul haya’ (sedikit rasa malunya), jika seseorang telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja tanpa takut dosa. Rasulullah saw sendiri telah memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada siapa saja yang tidak memiliki rasa malu untuk berbuat sesuka hatinya.
5. Thulul amal (panjang angan- angan), merasa hidupnya masih lama di dunia ini sehingga enggan untuk taubat.
6. Dhulmun la yantahi (kezhaliman yang tak pernah berhenti) perbuatan maksiat itu biasanya membuat kecanduan bagi pelakunya jika tidak segera taubat dan berhenti maka sulit untuk meninggalkan kemaksiatan tersebut. Maksiat itu ibarat candu, nikmat namun sesungguhnya kenikmatan itu justru akan mencelakakan pelakunya. Tidak hanya mendapatkan balasan di dunia, pelaku maksiat juga akan mendapatkan azab dari Allah swt di akhirat kelak. [sm/islampos]
Sepuluh Penghapus Dosa
Sepuluh Penghapus Dosa
Diantara jalan bagi penghapus dosa bagi seorang muslim dan mukmin, diantaranya, pertama, membaca istighfar (memohon ampun), kedua, taubat, ketiga, mengerjakan amal-amal kebaikan yang menghapuskan dosa, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya :
Keempat, berbagai musibah yang menimpa diri manusia yang lemah karena dosa yang telah dilakukannya. Yang paling berat adalah musibah yang mengantarkannya pada kematian dan yang paling ringan adalah duri yang menusuk dirinya serta teriknya sinar matahari yang menyengat.
kelima, doa orang-orang mukmin shalih yang diperuntukkan bagi yang bersangkutan. Keenam, kerasnya rasa sakit saat meregang nyawa dan kesulitan yang dialami oleh orang yang bersangkutan saat menghadapi kematiannya yang kepedihan dan rasa sakitnya tak terperikan. Semoga Allah meringankan penderitaannya bagi diri kami dan juga bari diri anda pada saat yang kritis itu. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ketujuh, Adzab khubur. Tahukah anda apakah adzab khubur itu? Adzab khubur pasti akan mencabut kalbu orang-orang yang mengesakan dan pasti akan terasa hampir melayangkannya, jika mereka mempunyai sedikit keyakinan tentangnya.
Kedelapan, ketakutan yang sangat pada hari menghadap kepada Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti. Itulah saat kita keluar dari khuburan kita dalam keadaan menangis karena berdosa seraya memilkul semua kesalahan dan kedurahakaan yang telah kita lakukan, lalu kita datang untuk dihadapkan kepada peradilan Allah Ta’ala.
Kesembilan, syafa’at Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, syafaat para wali, dan syafaat orang-orang yang shalih. Sesungguhnya hal ini telah dinyatakan kebenarannya oleh kalangan ulama ahli sunnah.
Sepuluh, rahmat dari Yang Maha Penyayang diantara para penyayang. Saat semua rahmat telah habis, semua pintu telah tertutup, dan habislah semua kemampuan para hamba. Saat itulah datang pertolongan dari Allah Yang Maha Esa lagi Maha Membalas dan datanglah rahmah dari Allah Ta’ala, lalu Dia merahmati, menolong, dan menyayangi. Maka rahmat-Nyaadalah akhir dari segalanya,yaitu rahmat dari Yang Maha Penyayang diantara para penyayang.
Selanjutnya Ibn Taimiyah mengatakan, bahwa barangsiapa yang terlewatkan dari sepuluh macam penghapus dosa ini, maka sesungguhnya dia pasti masuk neraka dengan sebenarnya, karena sesungguhnya dia telah lari dari Allah seperti unta yang lari dari pemilikinya dan dia telah pergi dari Allah, sebagaimana seorang budak pembangkang yang pergi dari tuannya.
– Al Qarni –
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itlah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (QS : Hud :114)Keempat, berbagai musibah yang menimpa diri manusia yang lemah karena dosa yang telah dilakukannya. Yang paling berat adalah musibah yang mengantarkannya pada kematian dan yang paling ringan adalah duri yang menusuk dirinya serta teriknya sinar matahari yang menyengat.
kelima, doa orang-orang mukmin shalih yang diperuntukkan bagi yang bersangkutan. Keenam, kerasnya rasa sakit saat meregang nyawa dan kesulitan yang dialami oleh orang yang bersangkutan saat menghadapi kematiannya yang kepedihan dan rasa sakitnya tak terperikan. Semoga Allah meringankan penderitaannya bagi diri kami dan juga bari diri anda pada saat yang kritis itu. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ketujuh, Adzab khubur. Tahukah anda apakah adzab khubur itu? Adzab khubur pasti akan mencabut kalbu orang-orang yang mengesakan dan pasti akan terasa hampir melayangkannya, jika mereka mempunyai sedikit keyakinan tentangnya.
Kedelapan, ketakutan yang sangat pada hari menghadap kepada Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti. Itulah saat kita keluar dari khuburan kita dalam keadaan menangis karena berdosa seraya memilkul semua kesalahan dan kedurahakaan yang telah kita lakukan, lalu kita datang untuk dihadapkan kepada peradilan Allah Ta’ala.
Kesembilan, syafa’at Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, syafaat para wali, dan syafaat orang-orang yang shalih. Sesungguhnya hal ini telah dinyatakan kebenarannya oleh kalangan ulama ahli sunnah.
Sepuluh, rahmat dari Yang Maha Penyayang diantara para penyayang. Saat semua rahmat telah habis, semua pintu telah tertutup, dan habislah semua kemampuan para hamba. Saat itulah datang pertolongan dari Allah Yang Maha Esa lagi Maha Membalas dan datanglah rahmah dari Allah Ta’ala, lalu Dia merahmati, menolong, dan menyayangi. Maka rahmat-Nyaadalah akhir dari segalanya,yaitu rahmat dari Yang Maha Penyayang diantara para penyayang.
Selanjutnya Ibn Taimiyah mengatakan, bahwa barangsiapa yang terlewatkan dari sepuluh macam penghapus dosa ini, maka sesungguhnya dia pasti masuk neraka dengan sebenarnya, karena sesungguhnya dia telah lari dari Allah seperti unta yang lari dari pemilikinya dan dia telah pergi dari Allah, sebagaimana seorang budak pembangkang yang pergi dari tuannya.
– Al Qarni –
10 Amalan Ini, Bisa Menghapus Pahala Kebaikan
Pahala adalah tabungan rahasia yang diurus dan ditangani langsung oleh Allah ta’ala. Tanpanya seorang muslim akan terjerumus dalam kenistaan dan kebinasaan di akhirat kelak. Ia merupakan tanda adanya kemuliaan dan hakikat penghambaan terhadap-Nya, sebab itu orang-orang yang pahala dan amalan shalihnya lebih dominan daripada maksiatnya, pasti akan dimuliakan dengan penyerahan buku catatan amalannya dengan tangan kanannya, sebaliknya mereka yang kwantitas dosanya lebih dominan, pasti akan dihinakan dengan pemberian catatan amalan dari belakang atau ditangan kiri.
Setiap orang bisa memaksimalkan adanya pahala, dan kebaikan, namun belum tentu bisa menjaga tabungan pahala yang ia hasilkan, agar tetap awet dan berkembang. Betapa banyak orang yang beramal kebaikan dan amalan-amalan shalih, namun betapa banyak juga yang pahala amalannya tersebut terhapus seketika, kerana adanya sebab dan problem yang masih terpatri dalam diri para pelakunya. Apa saja diantara problem dan sebab (baca: amalan-amalan) yang bisa membuat sirna dan menghapus pahala kebaikan seorang muslim?? Berikut penjelasannya:
Pertama: Murtad (Keluar Dari Agama Islam)
Barangsiapa yang keluar dari islam/murtad, maka semua pahala amalan yang ia kerjakan sebelumnya terhapus dan tak bernilai apa-apa dihadapan Allah ta’ala, dan diakhirat ia akan dijerumuskan dalam neraka selama-lamanya. Dalam firman-Nya:
وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
artinya: “Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal berada di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 217)
Kedua: Syirik Besar
Kesyirikan besar dengan berbagai jenisnya merupakan bentuk kezaliman besar dan penghinaan terhadap Allah ta’ala, sebab ia adalah menyamakan antara derajat Allah dan makhluk-Nya, karenanya balasan yang setimpal dengannya adalah terhapusnya semua pahala amalan kebaikan, serta tak akan diampuni oleh-Nya bila mati dalam keadaan berbuat syirik dan belum bertaubat darinya. Sebagaimana dalam ayat:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:”Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88).
Ketiga: Riya’ (Beramal Agar Dipuji) Dan Sum’ah (Menceritakan Amalan Baiknya Agar Dipuji).
Riya’ atau Sum’ah ini pasti akan menghapus amalan yang dilakukan atau diceritakan dengan tujuan agar dipuji dan disanjung oleh orang yang melihat atau mendengarnya. Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman :
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Artinya :“Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya.” (HR. Muslim no.2985 )
Imam Nawawi rahimahullah berkata, ‘Maknanya adalah Aku tidak butuh pada persekutuan dan yang lainnya, barangsiapa beramal sesuatu untuk-Ku dan untuk selain-Ku maka Aku tidak menerimanya, bahkan Aku meninggalkanya untuk yang lainnya itu. Maksudnya yaitu amal orang yang melakukan riya’ adalah batil dan tidak ada pahala di dalamnya, serta dia berdosa’. (Syarh Shohih Muslim 9/370)
Dalam hadis lain, HR Ahmad (3/30) dan Ibnu Majah (4204) Rasulullah mencontohkan bahwa riya’ ini yang merupakan syirik kecil/syirik khofii (tersembunyi) seperti orang yang berdiri shalat lalu memperindah shalatnya demi dilihat dan dipuji oleh orang-orang yang melihatnya.
Keempat: Al-Mann (Mengungkit-ngungkit Sedekah), Dan Al-Adzaa (Menyakiti Perasaan Penerima) Tatkala Bersedekah, Maka Pahala Sedekahnya Terhapus.
Mengungkit-ngungkit sedekah dan pemberian yang diserahkan pada sipenerima misalnya dengan menyatakan bahwa “aku telah memberimu sedekah, maka berbuat baiklah padaku”, adalah suatu dosa dan bisa menghapus pahala amalan sedekah tersebut. Ini juga sama halnya dengan memberikan sedekah tapi dengan cara yang membuat sipenerima tersakiti dan terhina, seperti bersedekah dengan penuh sombong, sambil mengejek, ataupun menceritakan perihal sedekah ini pada orang yang membuat sipenerima malu dan tersakiti. Dalam ayat:,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُبْطِلُواصَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
Artinya : Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima) (QS. Al-Baqarah : 264)
Kelima: Bersumpah Atas Nama Allah, Bahwa Seseorang Tak Akan Diampuni.
Ini merupakan salah satu bentuk ucapan tanpa ilmu, sebab ampunan Allah adalah perkara ghaib, sehingga tidak bisa seseorang mengatasnamakan Allah dalam menyatakan hal tersebut. Walaupun dari segi lahir seseorang banyak dosa dan maksiat, namun tidak boleh ditunjuk secara langsung bahwa ia tidak akan diampuni oleh Allah ta’ala sebab ini akan merusak dan menghapus amalan sang pengklaim tersebut. Sebab boleh jadi, suatu saat orang tersebut bertaubat atau Allah benar-benar mengampuni-Nya. Dalam hadis Jundub radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengisahkan ada seseorang berkata : “Demi Allah, Allah pasti tidak akan mengampuni si fulan. Maka Allah ta’ala berfirman:
مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ
artinya “Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu”. (HR Muslim, no. 2621).
Keenam: Beramal Demi Untuk Mendapatkan Ganjaran Dunia Semata
Allah ta’ala berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya :“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Huud : 15-16)
Ketujuh: Melakukan Amalan Haram Tatkala Sendiri/Sepi
Artinya ketika berada dihadapan orang lain ia menampakkan amalan-amalan shalih. Namun tatkala sendiri maka iapun melakukan hal-hal yang diharamkan. Dalam hadis:“Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika menyepi (tidak ada orang lain yang melihatnya) dengan apa-apa yang di haramkan Allah, maka mereka terus (segera) melanggarnya.” (HR Ibnu Majah 4245, shahih).
Kedelapan: Merasa Senang Dengan Membunuh Seorang Muslim, Apalagi Shalih.
Dalam hadis shahih: “Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin, lantas bergembira dengan terbunuhnya ia, maka Allah tidak akan menerima taubat dan tebusannya hari kiamat kelak” (HR Abu Daud : 4270).
Kesembilan: Melakukan Amalan Bid’ah, Maka Bid’ahnya Tertolak.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Artinya: “Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintah dari kami, maka tertolak.” (HR Muslim: 1718).
Barangsiapa yang beribadah kepada Allah dengan bid’ah/amalan yang Dia tidak syariatkan maka amalan tersebut tidak aka nada pahalanya, bahkan pelakunya akan mendapatkan dosa.
Kesepuluh: Memelihara Anjing Untuk Tujuan Selain Anjing Penjaga Gembalaan, Kebun, dan Buruan.
Dalam hadis:
من أمسك كلبا فإنه ينقص كل يوم من عمله قيراط إلا كلب حرث أو ماشية
“Barangsiapa memelihara anjing, maka amalan sholehnya akan berkurang setiap harinya sebesar satu qiroth (satu qiroth adalah sebesar gunung uhud), selain anjing untuk menjaga tanaman atau hewan ternak.” (HR Bukhari: 2322 dan Muslim: 1575).
Oleh Maulana La Eda, L.c
Lunakkan Hatimu dengan Mengingat Kematian
“Banyak-banyaklah mengingat penebas kelezatan-kelezatan, yakni kematian.” (HR. Tirmidzi)
MENGINGAT mati bisa mendorong seseorang untuk menghindari berbagai kedurhakaan dan hatinya yang keras pun bisa menjadi lunak. Tidaklah seseorang mengingat mati tatkala dia dalam kehidupan yang sempit melainkan akan membuatnya menjadi lapang, dan tidak mengingat kematian tatkala hidupnya lapang melainkan justru membuatnya menjadi sempit.
Di antara cara yang paling menonjol untuk mengingatkan kematian adalah ziarah kubur. Maka Nabi SAW menganjurkannya, dengan berkata,
“Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah kubur karena hal itu bisa melunakkan hati, membuat mata menangis, mengingatkan hari akhir, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor.” (HR. Al-Hakim)
Bahkan orang Muslim boleh menziarahi kuburan orang-orang kafir, agar ia bisa mengambil pelajaran darinya. Ziarah kubur merupakan sarana yang paling nyata untuk melunakkan hati.
Orang yang melakukannya bisa mengambil manfaat secara langsung untuk mengingat kematian, dan orang yang sudah mati pun bisa mengambil manfaat dari do’a bagi mereka. []
PERINGATAN KEPADA KAUM GAY, LESBIAN, (HOMOSEKSUAL)
PERINGATAN KEPADA KAUM GAY, LESBIAN, (HOMOSEKSUAL)
Oleh
Syaikh Nabil Muhammad Mahmud
DALIL DARI SUNNAH TENTANG HARAMNYA HOMOSEKSUAL
[a]. Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah kedua pelakunya” [HR Tirmidzi : 1456, Abu Dawud : 4462, Ibnu Majah : 2561 dan Ahmad : 2727]
[b]. Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth” [HR Ibnu Majah : 2563, 1457. Tirmidzi berkata : Hadits ini hasan Gharib, Hakim berkata, Hadits shahih isnad]
[c]. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)” [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 No. 7337]
[d]. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Allah tidak mau melihat kepada laki-laki yang menyetubuhi laki-laki atau menyetubuhi wanita pada duburnya” [HR Tirmidzi : 1166, Nasa’i : 1456 dan Ibnu Hibban : 1456 dalam Shahihnya. Keterangan : hadits ini mencakup pula wanita kepada wanita]
[e]. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Itu adalah liwat kecil, yakni laki-laki yang menggauli istrinya di lubang duburnya” [HR Ahmad : 6667]
HUKUMAN TERHADAP KAUM HOMOSEKS
Oleh
Syaikh Nabil Muhammad Mahmud
DALIL DARI SUNNAH TENTANG HARAMNYA HOMOSEKSUAL
[a]. Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah kedua pelakunya” [HR Tirmidzi : 1456, Abu Dawud : 4462, Ibnu Majah : 2561 dan Ahmad : 2727]
[b]. Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth” [HR Ibnu Majah : 2563, 1457. Tirmidzi berkata : Hadits ini hasan Gharib, Hakim berkata, Hadits shahih isnad]
[c]. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)” [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 No. 7337]
[d]. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Allah tidak mau melihat kepada laki-laki yang menyetubuhi laki-laki atau menyetubuhi wanita pada duburnya” [HR Tirmidzi : 1166, Nasa’i : 1456 dan Ibnu Hibban : 1456 dalam Shahihnya. Keterangan : hadits ini mencakup pula wanita kepada wanita]
[e]. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Itu adalah liwat kecil, yakni laki-laki yang menggauli istrinya di lubang duburnya” [HR Ahmad : 6667]
HUKUMAN TERHADAP KAUM HOMOSEKS
Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat. Sebagian mereka mengatakan hukumannya sebagaimana hukuman zina yaitu dirajam bagi yang muhshan (sudah pernah menikah) dan dicambuk dan diasingkan bagi yang belum menikah. Sebagian yang lain mengatakan, kedua-duanya dirajam dalam keadaan apapun, menerapkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, “Bunuhlah yang menyetubuhi dan yang disetubuhi”
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Para sahabat telah menerapkan hukum bunuh terhadap pelaku homoseks. Mereka hanya berselisih pendapat bagaimana cara membunuhnya”
HUKUMAN TERHADAP PELAKU HOMOSEKS SETELAH MUSNAHNYA KAUM LUTH
Para pengikut madzhab Hambali menukil ijma’ (kesepakatab) para sahabat yang mengatakan bahwa hukuman homoseks adalah dibunuh. Mereka berdalil dengan hadits: “Barangsiapa yang kalian dapatkan melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah yang menyetubuhi dan yang disetubuhi”.
Mereka juga berdalil dengan perbuatan Ali Radhiyallahu ‘anhu yang merajam orang yang melakukan homoseksual. Syafi’i berkata : “Dengan ini, kita berpendapat merajam orang yang melakukan perbuatan homoseksual, baik dia seorang muhsan atau bukan”.
Dan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Khalid bin Walid bahwa ada di pinggiran kota Arab seorang laki-laki yang dinikahi sebagaimana dinikahinya seorang perempuan. Maka dia menulis surat kepada Abu Bakar Shiddik Radhiyallahu ‘anhu. Abu Bakar lalu bermusyawarah dengan para sahabatnya. Orang yang paling keras pendapatnya adalah Ali Radhiyallahu ‘anhu. Dia berkata, “Tidaklah melakukan perbuatan ini kecuali hanya satu ummat dan kalian telah mengetahui apa yang telah Allah lakukan kepada mereka. Aku berpendapat agar dia dibakar dengan api”. Kemudian Abu Bakar mengirim surat kepada Khalid bin Walid untuk membakarnya.
Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Dipertontonkan dari bangunan yang paling tinggi lalu dilemparkan (ke bawah) diikuti lemparan batu”.
Dengan demikian hukuman homoseks adalah bisa dengan dibakar, dirajam dengan batu, dilempar dari bangunan yang paling tinggi yang diikuti lemparan batu, atau dipenggal lehernya. Ada pula yang mengatakan ditimpakan tembok kepadanya.
Imam Syaukani memilih hukuman bunuh dan melemahkan pendapat selain itu. Mereka berpendapat seperti itu menilik firman Allah.
“Artinya : Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim” [Hud : 82-83]
Dalam penerapan hukuman ini, pelaku homoseks dipersilakan memilih hukuman yang dia kehendaki dari hukuman-hukuman yang ada.
PERINGATAN KEPADA KAUM HOMOSEKS
[a]. Ketahuilah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pelaku homoseks sebanyak tiga kali sedangkan pezina hanya sekali.
[b]. Takutlah engkau terjerumus dalam dosa ini karena akan merusakan dirimu dan dikhawatirkan akan menyeretmu kepada kekafiran seperti yang menimpa saudaramu sebelum kamu sebagaimana yang diberitakan oleh Ibnu Al-Qayyim dalam kitabnya Al-Jawab Al-Kafi halaman 191
Diceritakan ada seorang laki-laki yang jatuh hati kepada seorang pemuda tampan bernama Aslam. Cinta di hatinya begitu mendalam kepada Aslam. Akan tetapi, anak muda tersebut tidak mau dan menjauh darinya sehingga menyebabkan laki-laki itu terbaring sakit dan tidak dapat bangkit. Orang-orang yang kasihan melihat diri laki-laki itu mencoba mendatangkan anak muda itu, dan dibuatlah perjanjian supaya dia menengok laki-laki itu. Mendengar berita itu, laki-laki yang sedang kasmaran tersebut merasa sangat senang dan mendadak hilang kegelisahan dan kesedihannya. Manakala dia dalam kegembiraan menanti anak muda tersebut datanglah orang lain yang mengabarkan bahwa anak muda tadi sebenarnya sudah sampai di tengah jalan tetapi kembali, tidak meneruskan perjalanannya dan tidak mau memperlihatkan dirinya kepada laki-laki itu. Ketika mendengar berita tersebut, mendadak kambuh sakitnya hingga tampak darinya tanda-tanda sakaratul maut. Kemudan dia bersyair.
Wahai Aslam sang penyejuk hati
Wahai Aslam sang penyembuh sakit
Keridhaanmu lebih aku sukai pada diriku
Daripada rahmat Sang Pencipta
Yang Mahamulia
Dikatakan kepadanya, “Takulah kamu dengan kata-kata itu!” Laki-laki itu menjawab, “Itu kenyataannya”. Maka akhirnya matilah dia dalam keadaan kafir kepada Allah.
KEJELEKAN KAUM LUTH DAN PERLAWANAN MEREKA TERHADAP ALLAH
Cermatilah jeleknya kaum Luth dan penentangan mereka terhadap Allah ketika mereka mendatangi nabi Luth dan tamu-tamunya yang tampan. Ketika melihat mereka datang Nabi luth berkata.
“Artinya : Hai kamumku, inilah putri-putriku. Mereka lebih suci bagimu” [Hud : 78]
Dia merelakan putri-putrinya untuk mereka peristri sebagai ganti tamu-tamunya karena mengkhawatirkan dirinya dan tamunya dari aib yang sangat jelek sebagaimana yang dikisahkan dalam surat Hud ayat 78-80.
“Artinya : Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata, ‘Hai kaumku, inilah puteri-puteriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?’ Mereka menjawab : ‘Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki’. Luth berkata, ‘Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)’
DAMPAK NEGATIF HOMOSEKSUAL DITINJAU DARI SISI KESEHATAN
Islam sangat keras dalam meberikan hukuman atas kejahatan yang satu ini karena dampaknya yang buruk dan kerusakan yang ditimbulkannya kepada pribadi dan masyarakat.
Dampak negatif tersebut di antaranya.
a. Benci terhadap wanita
Kaum Luth berpaling dari wanita dan kadang bisa sampai tidak mampu untuk menggauli mereka. Oleh karena itu, hilanglah tujuan pernikahan untuk memperbanyak keturunan. Seandainya pun seorang homo itu bisa menikah, maka istrinya akan menjadi korbannya, tidak mendapatkan ketenangan, kasih sayang, dan balas kasih. Hidupnya tersiksa, bersuami tetapi seolah tidak bersuami.
b. Efek Terhadap Syaraf
Kebiasaan jelek ini mempengaruhi kejiwaan dan memberikan efek yang sangat kuat pada syaraf. Sebagai akibatnya dia merasa seolah dirinya diciptakan bukan sebagai laki-laki, yang pada akhirnya perasaan itu membawanya kepada penyelewengan. Dia merasa cenderung dengan orang yang sejenis dengannya.
c. Efek terhadap otak
d. Menyebabkan pelakunya menjadi pemurung
e. Seorang homoseks selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan hawa nafsunya.
f. Hubungan homoseksual dengan kejelekan akhlaq
Kita dapatkan mereka jelek perangai dan tabiatnya. Mereka hampir tidak bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang mulia dan yang hina.
g. Melemahkan organ tubuh yang kuat dan bisa menghancurkannya. Karena organ-organ tubuhnya telah rusak, maka didapati mereka sering tidak sadar setelah mengeluarkan air seni dan mengeluarkan kotoran dari duburnya tanpa terasa.
h. Hubungan homoseksual dengan kesehatan umum.
Mereka terancam oleh berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan karena merasa lemah mental dan depresi.
I. Pengaruh terhadap organ peranakan.
Homoseksual dapat melemahkan sumber-sumber utama pengeluaran mani dan membunuh sperma sehingga akan menyebabkan kemandulan
j. Dapat meyebabkan penyakit thypus dan disentri
k. Spilis, penyakit ini tidak muncul kecuali karena penyimpangan hubungan sek
l. Kencing nanah
m. AIDS, para ahli mengatakan bahwa 95% pengidap penyakit ini adalah kaum homoseks
BISAKAH KAUM HOMOSEKS BERTAUBAT DAN MASUK SURGA?
Ibnul Al-Qayyim berkata : “Jika pelaku homoseks bertaubat dengan sebenar-benarnya (taubat nasuha) dan beramal shaleh kemudian mengganti kejelekan-kejelekannya dengan kebaikan, membersihkan berbagai dosanya dengan berbagai kataatan dan taqarrub kepada Allah, menjaga pandangan dan kemaluannya dari hal-hal yang haram, dan tulus dalam amal ibadahnya, maka dosanya diampuni dan termasuk ahli surga. Karena Allah mengampuni semua dosa. Apabila taubat saja bisa menghapus dosa syirik, kufur, membunuh para nabi, sihir, maka taubat pelaku homoseks juga bisa menghapuskan dosa-dosa mereka.
PENANGGULANGAN HOMOSEKS DAN PENYEMBUHANNYA
a. Menanamkan akidah shahihah pada semua anggota masyarakat karena ia merupakan benteng yang aman dan pelindung dari ketergelinciran dan penyelewengan.
b. Memperbanyak halaqah (majlis pengajian) menghafal Al-Qur’an khususnya pada anak-anak dan remaja
c. Memperhatikan pendidikan anak-ank muda dan mengisi waktu kosong mereka dengan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka dan tanah air mereka.
d. Menjadikan penjara sebagai madrasah untuk pendidikan, perbaikan narapidana, serta meluruskan akhlaq mereka dengan pendidikan Islam yang benar
e. Mengkhususkan khutbah (ceramah) untuk para pemuda yang memperingatkan mereka dari bahaya dan dampak buruk homoseksual
f. Menasehati para pemuda di kompleks-kompleks terdekat dan memberikan buku-buku bacaan Islam yang bisa menguatkan hubungan mereka denan Allah
g. Menghilangkan sarana berkumpulnya para pemuda tempat mereka melakukan kemasiatan
Kita berdo’a semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita dan anak keturunan kita agar tidak terjrumus dalam gelimang dosa yang penuh kekejian ini dan memberikan hidayah kepada mereka yang telah terlanjur untuk kembali kepada keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dari Lumpur dosa ini.
Allah Al-Musta’an. Wallahu a’lam
[Disalin dari Majalah Fatawa Vol. 11/Th.1/1424H-2003M. Disarikan dan dialaihbahasakan oleh Yusuf Purwanto dan Abdullah. Alamat Redaksi Islamic Center Bin Baz, Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan-Bantul, Yogyakarta]
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Para sahabat telah menerapkan hukum bunuh terhadap pelaku homoseks. Mereka hanya berselisih pendapat bagaimana cara membunuhnya”
HUKUMAN TERHADAP PELAKU HOMOSEKS SETELAH MUSNAHNYA KAUM LUTH
Para pengikut madzhab Hambali menukil ijma’ (kesepakatab) para sahabat yang mengatakan bahwa hukuman homoseks adalah dibunuh. Mereka berdalil dengan hadits: “Barangsiapa yang kalian dapatkan melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah yang menyetubuhi dan yang disetubuhi”.
Mereka juga berdalil dengan perbuatan Ali Radhiyallahu ‘anhu yang merajam orang yang melakukan homoseksual. Syafi’i berkata : “Dengan ini, kita berpendapat merajam orang yang melakukan perbuatan homoseksual, baik dia seorang muhsan atau bukan”.
Dan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Khalid bin Walid bahwa ada di pinggiran kota Arab seorang laki-laki yang dinikahi sebagaimana dinikahinya seorang perempuan. Maka dia menulis surat kepada Abu Bakar Shiddik Radhiyallahu ‘anhu. Abu Bakar lalu bermusyawarah dengan para sahabatnya. Orang yang paling keras pendapatnya adalah Ali Radhiyallahu ‘anhu. Dia berkata, “Tidaklah melakukan perbuatan ini kecuali hanya satu ummat dan kalian telah mengetahui apa yang telah Allah lakukan kepada mereka. Aku berpendapat agar dia dibakar dengan api”. Kemudian Abu Bakar mengirim surat kepada Khalid bin Walid untuk membakarnya.
Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Dipertontonkan dari bangunan yang paling tinggi lalu dilemparkan (ke bawah) diikuti lemparan batu”.
Dengan demikian hukuman homoseks adalah bisa dengan dibakar, dirajam dengan batu, dilempar dari bangunan yang paling tinggi yang diikuti lemparan batu, atau dipenggal lehernya. Ada pula yang mengatakan ditimpakan tembok kepadanya.
Imam Syaukani memilih hukuman bunuh dan melemahkan pendapat selain itu. Mereka berpendapat seperti itu menilik firman Allah.
“Artinya : Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim” [Hud : 82-83]
Dalam penerapan hukuman ini, pelaku homoseks dipersilakan memilih hukuman yang dia kehendaki dari hukuman-hukuman yang ada.
PERINGATAN KEPADA KAUM HOMOSEKS
[a]. Ketahuilah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pelaku homoseks sebanyak tiga kali sedangkan pezina hanya sekali.
[b]. Takutlah engkau terjerumus dalam dosa ini karena akan merusakan dirimu dan dikhawatirkan akan menyeretmu kepada kekafiran seperti yang menimpa saudaramu sebelum kamu sebagaimana yang diberitakan oleh Ibnu Al-Qayyim dalam kitabnya Al-Jawab Al-Kafi halaman 191
Diceritakan ada seorang laki-laki yang jatuh hati kepada seorang pemuda tampan bernama Aslam. Cinta di hatinya begitu mendalam kepada Aslam. Akan tetapi, anak muda tersebut tidak mau dan menjauh darinya sehingga menyebabkan laki-laki itu terbaring sakit dan tidak dapat bangkit. Orang-orang yang kasihan melihat diri laki-laki itu mencoba mendatangkan anak muda itu, dan dibuatlah perjanjian supaya dia menengok laki-laki itu. Mendengar berita itu, laki-laki yang sedang kasmaran tersebut merasa sangat senang dan mendadak hilang kegelisahan dan kesedihannya. Manakala dia dalam kegembiraan menanti anak muda tersebut datanglah orang lain yang mengabarkan bahwa anak muda tadi sebenarnya sudah sampai di tengah jalan tetapi kembali, tidak meneruskan perjalanannya dan tidak mau memperlihatkan dirinya kepada laki-laki itu. Ketika mendengar berita tersebut, mendadak kambuh sakitnya hingga tampak darinya tanda-tanda sakaratul maut. Kemudan dia bersyair.
Wahai Aslam sang penyejuk hati
Wahai Aslam sang penyembuh sakit
Keridhaanmu lebih aku sukai pada diriku
Daripada rahmat Sang Pencipta
Yang Mahamulia
Dikatakan kepadanya, “Takulah kamu dengan kata-kata itu!” Laki-laki itu menjawab, “Itu kenyataannya”. Maka akhirnya matilah dia dalam keadaan kafir kepada Allah.
KEJELEKAN KAUM LUTH DAN PERLAWANAN MEREKA TERHADAP ALLAH
Cermatilah jeleknya kaum Luth dan penentangan mereka terhadap Allah ketika mereka mendatangi nabi Luth dan tamu-tamunya yang tampan. Ketika melihat mereka datang Nabi luth berkata.
“Artinya : Hai kamumku, inilah putri-putriku. Mereka lebih suci bagimu” [Hud : 78]
Dia merelakan putri-putrinya untuk mereka peristri sebagai ganti tamu-tamunya karena mengkhawatirkan dirinya dan tamunya dari aib yang sangat jelek sebagaimana yang dikisahkan dalam surat Hud ayat 78-80.
“Artinya : Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata, ‘Hai kaumku, inilah puteri-puteriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?’ Mereka menjawab : ‘Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki’. Luth berkata, ‘Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)’
DAMPAK NEGATIF HOMOSEKSUAL DITINJAU DARI SISI KESEHATAN
Islam sangat keras dalam meberikan hukuman atas kejahatan yang satu ini karena dampaknya yang buruk dan kerusakan yang ditimbulkannya kepada pribadi dan masyarakat.
Dampak negatif tersebut di antaranya.
a. Benci terhadap wanita
Kaum Luth berpaling dari wanita dan kadang bisa sampai tidak mampu untuk menggauli mereka. Oleh karena itu, hilanglah tujuan pernikahan untuk memperbanyak keturunan. Seandainya pun seorang homo itu bisa menikah, maka istrinya akan menjadi korbannya, tidak mendapatkan ketenangan, kasih sayang, dan balas kasih. Hidupnya tersiksa, bersuami tetapi seolah tidak bersuami.
b. Efek Terhadap Syaraf
Kebiasaan jelek ini mempengaruhi kejiwaan dan memberikan efek yang sangat kuat pada syaraf. Sebagai akibatnya dia merasa seolah dirinya diciptakan bukan sebagai laki-laki, yang pada akhirnya perasaan itu membawanya kepada penyelewengan. Dia merasa cenderung dengan orang yang sejenis dengannya.
c. Efek terhadap otak
d. Menyebabkan pelakunya menjadi pemurung
e. Seorang homoseks selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan hawa nafsunya.
f. Hubungan homoseksual dengan kejelekan akhlaq
Kita dapatkan mereka jelek perangai dan tabiatnya. Mereka hampir tidak bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang mulia dan yang hina.
g. Melemahkan organ tubuh yang kuat dan bisa menghancurkannya. Karena organ-organ tubuhnya telah rusak, maka didapati mereka sering tidak sadar setelah mengeluarkan air seni dan mengeluarkan kotoran dari duburnya tanpa terasa.
h. Hubungan homoseksual dengan kesehatan umum.
Mereka terancam oleh berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan karena merasa lemah mental dan depresi.
I. Pengaruh terhadap organ peranakan.
Homoseksual dapat melemahkan sumber-sumber utama pengeluaran mani dan membunuh sperma sehingga akan menyebabkan kemandulan
j. Dapat meyebabkan penyakit thypus dan disentri
k. Spilis, penyakit ini tidak muncul kecuali karena penyimpangan hubungan sek
l. Kencing nanah
m. AIDS, para ahli mengatakan bahwa 95% pengidap penyakit ini adalah kaum homoseks
BISAKAH KAUM HOMOSEKS BERTAUBAT DAN MASUK SURGA?
Ibnul Al-Qayyim berkata : “Jika pelaku homoseks bertaubat dengan sebenar-benarnya (taubat nasuha) dan beramal shaleh kemudian mengganti kejelekan-kejelekannya dengan kebaikan, membersihkan berbagai dosanya dengan berbagai kataatan dan taqarrub kepada Allah, menjaga pandangan dan kemaluannya dari hal-hal yang haram, dan tulus dalam amal ibadahnya, maka dosanya diampuni dan termasuk ahli surga. Karena Allah mengampuni semua dosa. Apabila taubat saja bisa menghapus dosa syirik, kufur, membunuh para nabi, sihir, maka taubat pelaku homoseks juga bisa menghapuskan dosa-dosa mereka.
PENANGGULANGAN HOMOSEKS DAN PENYEMBUHANNYA
a. Menanamkan akidah shahihah pada semua anggota masyarakat karena ia merupakan benteng yang aman dan pelindung dari ketergelinciran dan penyelewengan.
b. Memperbanyak halaqah (majlis pengajian) menghafal Al-Qur’an khususnya pada anak-anak dan remaja
c. Memperhatikan pendidikan anak-ank muda dan mengisi waktu kosong mereka dengan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka dan tanah air mereka.
d. Menjadikan penjara sebagai madrasah untuk pendidikan, perbaikan narapidana, serta meluruskan akhlaq mereka dengan pendidikan Islam yang benar
e. Mengkhususkan khutbah (ceramah) untuk para pemuda yang memperingatkan mereka dari bahaya dan dampak buruk homoseksual
f. Menasehati para pemuda di kompleks-kompleks terdekat dan memberikan buku-buku bacaan Islam yang bisa menguatkan hubungan mereka denan Allah
g. Menghilangkan sarana berkumpulnya para pemuda tempat mereka melakukan kemasiatan
Kita berdo’a semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita dan anak keturunan kita agar tidak terjrumus dalam gelimang dosa yang penuh kekejian ini dan memberikan hidayah kepada mereka yang telah terlanjur untuk kembali kepada keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dari Lumpur dosa ini.
Allah Al-Musta’an. Wallahu a’lam
[Disalin dari Majalah Fatawa Vol. 11/Th.1/1424H-2003M. Disarikan dan dialaihbahasakan oleh Yusuf Purwanto dan Abdullah. Alamat Redaksi Islamic Center Bin Baz, Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan-Bantul, Yogyakarta]
Sumber:
Bertaubatnya Si Gay
dakwatuna.com – Pagi itu, hari senin sekitar pukul 7.30 tapi aku lupa tanggal berapa di tahun 2005, aku tengah bersantai membaca koran pagi ketika telepon itu berdering. Sebagai seorang marboth masjid, aku harus melayani jamaah termasuk jika ada telepon.
Salam menyapa, “Assalamu’alaikum”, sapaku.
“Wa’alaikumsalam”, jawabnya.
“Maaf mas, boleh saya datang ke Al Ghifari”, tanya si penelepon.
“Oh.. tentu boleh, silakan”, jawabku.
Sekitar 1 menit kemudian terdengar lagi salam sambil mengetuk pintu kamar marboth.
“Assalamu’alaikum”.
“Wa’alaikumussalam”. Aku keluar melihat siapa yang datang.
“Maaf mas saya yang tadi nelpon”.
“Hah.. cepet amat, emang tadi nelpon dari mana?”, tanyaku.
“Oh dari telepon umum yang ada di depan”, jawabnya.
“Lho, kenapa ga datang aja langsung?”. Dulu di depan masjid memang ada telepon umum koin.
“Mmm, untuk memastikan aja ada orang atau ngga”, katanya.
“Oh, silakan duduk mas”. Kupersilakan ia duduk di kursi depan tempat wudhu akhwat.
“Tahu dari mana telepon Al Ghifari?”, tanyaku.
“Di depan kan ada tulisannya”.
O iya ya pikirku. “Ada yang bisa saya Bantu?”, tanyaku.
“Mmm, boleh saya cerita mas?”.
“Boleh, silakan”.
“Tapi mas jangan marah ya?”.
“Lho kenapa saya harus marah?”, tanyaku.
Mmm, begini mas…”.
Dia bercerita kepadaku panjang lebar tentang jalan hidupnya. Bermula dari aktivitasnya selama di kampung halamannya yang aktif di remaja masjid. Lalu diterimanya ia di IPB untuk kuliah. Wah, anak IPB juga rupanya dan ternyata seangkatan. Itulah yang membuat kami kian akrab. Aku fakultas MIPA, dia dari fakultas yang lain, cuma dia D3. Akhirnya dia masuk ke inti pembicaraan. Semula aku mengira ia akan meminta bantuan keuangan seperti banyak orang yang telah datang ke Al Ghifari dengan berbagai alasan. Tapi ternyata aku salah, dia malah menceritakan masalah penderitaan hidup yang dia alami selama ini.
Selama di IPB ia kesulitan masalah biaya. Tapi ia adalah orang yang mandiri yang tidak mau menyulitkan orang tuanya. Maka ia berusaha mencari uang sendiri mulai dari menjual koran hingga menyemir sepatu. Sampai pada akhirnya, ia mengalah, sepertinya tidak mungkin meneruskan kuliah dan ia pun memutuskan untuk berhenti. Di tengah usahanya mencari kehidupan, ia bertemu seseorang yang baik yang ingin menawarkan pekerjaan. Langsung saja ia terima tawaran tersebut, bahkan ia ditawari tempat tinggal bersama orang tersebut di sekitar Ciapus. Awalnya ia diperlakukan dengan sangat baik. Namun beberapa hari kemudian ia merasakan hal yang aneh dalam rumah tersebut. Penghuni rumah adalah laki-laki semua, tetapi kemesraan sesama lelaki terjadi di sana. Sampai pada suatu saat ia dipaksa melakukan hal itu, sebab jika tidak ia akan dibunuh. Ya, ia diper**** oleh sesama lelaki. Setiap hari! Karena memang itu aktivitas penghuni jika sudah berkumpul. Mulai dari sakit yang ia rasakan, tertekan batin sampai kenikmatan dan ketagihan yang ia rasakan selama menghuni rumah tersebut selama beberapa bulan.
Setelah itu, ia mangkal tiap malam di daerah Taman Topi dan depan DPRD. Biasa, mencari pelanggan. (Ternyata ada lho di Bogor, mungkin banyak). Dan itu ia lakukan selama sekitar 3 tahun lebih.
Namun suatu saat, ketika ia tengah bersantai sambil nonton sinetron, ia mendapati sinetron yang katanya religius, tentang azab kepada kaum gay. Menonton sinetron itu, ia ditertawakan oleh yang lain. Namun setelah hari itu, ia merasa gelisah. Hatinya takut jika yang ia tonton itu terjadi pada dirinya. (ternyata ada juga manfaat sinetron begituan). Terlebih ia pun sudah mengidap penyakit kelamin. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan. Akhirnya ia memutuskan harus keluar dari lingkungan itu. Ia pun kabur menuju keluarganya di daerah Cibinong. Ia bercerita hal yang sama seperti yang ia ceritakan kepadaku. Namun keluarganya tersebut malah mengusir dia dengan hinaan. “Pergi kamu, jijik saya ngeliat kamu. Pergi..pergi..”. Begitulah ia menceritakan kepadaku. Hal itu membuat dirinya kecewa dan merasa tidak berguna. Suatu saat ia ingin bunuh diri, tapi urung ia lakukan karena takut. Akhirnya ia kembali lagi ke rumah itu. Beberapa bulan kemudian dia kembali teringat sinetron itu. Dan kali ini dia memutuskan benar-benar akan pergi. Entah ke mana, yang penting pergi. Lebih baik mati dari pada hidup seperti itu. Begitulah katanya. Sampai tidak sengaja dia melewati masjid Al Ghifari. Dia berharap ada yang bisa membantu masalahnya, minimal memberikan dorongan moril buatnya. Begitulah ia bercerita kepadaku sambil menangis.
Terus terang, sebenarnya aku pun merasa jijik mendengarnya, terutama ketika ia bilang ia sudah terkena penyakit kelamin. Ingin aku menjauhinya, meski tidak ingin mengusirnya. Tapi tidak tega, terlebih ketika ia bilang, “mas saya ingin tobat, saya ingin pulang, ingin bertemu ibu, ingin mencium kakinya”. Tidak terasa air mataku pun meleleh. Aku peluk dia. Entah… tiba-tiba hilang rasa jijikku. Yang aku tahu, ada orang yang membutuhkan pertolongan saat itu. Mungkin inilah tugasku menjadi seorang da’i yang bermanfaat bagi orang lain.
Aku tenangkan dia, lalu aku ajak masuk ke kamar marbot. Aku suruh tunggu karena mau membeli makan buatnya. Setelah itu kami makan bersama, terpaksalah aku membatalkan puasa sunnahku untuknya. Kemudian aku tawarkan pengobatan kepadanya.
“Mau ga dibekam?”.
“Apa tuh mas dibekam?”.
Lalu aku jelaskan mengenai bekam.
”Ga mau ah mas, pasti sakit”.
“Ya paling sakitnya sedikit”.
“Ga ah, takut ngeliat darah”.
Dia tak mau, akhirnya aku aja ia ke tempat temanku yang bisa refleksi. Setelah diperiksa, ia memang menjerit ketika ditekan titik untuk saluran pembuangan. Aku tidak langsung cerita ke temanku itu. Setelah itu kami istirahat. Untuk meyakinkan diri kalau ia benar-benar ingin taubat, aku tahan ia selama 3 hari di Al Ghifari. Setiap hari aku kasih makan. Kadang diajak jalan-jalan. Bahkan aku ingin membuktikan kalau ia dulu pernah aktif di remaja masjid. Ternyata ia memang bisa baca Qur’an meski tidak lancar. Dia bilang, dia ingin lagi aktif seperti dulu, belajar agama. Dia janji kalau sudah sampai rumah ia ingin belajar agama lagi.
Ketika malam aku ajak dia tidur di dalam kamar. Dia menolak, tapi aku paksa. Akhirnya dia mau. Kami tidur bersebelahan, karena memang tidur di karpet. Aku terjaga tidak bisa tidur memikirkan yang terjadi hari ini, kok bisa-bisanya aku mendapati hal ini. Sambil juga memikirkan, khawatir aku diapa-apain waktu tidur. Tapi segera kusingkirkan pikiran itu, terlebih dia sudah tertidur lelap, mungkin karena cape dan menahan sakitnya.
Tiga hari sudah dia di Al Ghifari. Shalat 5 waktu, baca Qur’an. Aku melihat sepertinya ada kesungguhan dalam dirinya untuk berubah. Malamnya aku persiapkan perbekalan untuknya pulang kampung. Aku berikan ia sebuah tas kenang-kenangan milikku, sebuah Al-Qur’an satu-satunya yang sangat kusayangi, sebuah surat dan seluruh uang mengajarku yang tidak seberapa. Tidak kupikirkan diriku yang tak punya uang lagi, meski sempat bertanya dalam hati, entar gua makan apa ya. Tapi bodo ah, yang kutahu manusia hanya akan mati kalau memang rezkinya sudah habis. Sebelum berangkat, aku tawarkan ia untuk bertahan di Al Ghifari. Tapi ia katakan tidak. Ia sudah bertekad untuk pergi dari Bogor. Ia ingin kembali ke kampung halamannya dan memulai hidup baru.
Aku antar ia sampai naik angkot. Dan terakhir kami berpelukan kembali. Ia mengucapkan terima kasih. Dan ia berjanji akan kembali ke rumahnya dan tidak akan kembali ke kehidupan yang jahiliyah itu lagi. Dan ia pun akan mengingatku seumur hidupnya.
Setelah itu, baru aku cerita kepada marbot yang lain siapa orang itu. Yang lain hanya bisa heran…
Ya Allah selamatkanlah dia dan kami. Tunjukilah jalan yang terbaik buat dia dan kami. Ya Allah, Engkau Maha segalanya, jika Engkau tidak sempat mempertemukan kembali di dunia ini, maka pertemukanlah kami di surga-MU ya Allah…
Teruntuk saudaraku Yeri (bukan nama sebenarnya), moga engkau sehat saja selalu dan telah sembuh dari penyakitmu. Semoga kau hidup bahagia di samping ibumu, di kampung halamanmu, di Sumatra Barat. []
Redaktur: Ardne
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2009/09/08/3780/bertaubatnya-si-gay/#ixzz3wu83oLTe
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Langganan:
Postingan (Atom)